"Saya biasanya kalau sudah buka acara, pas penutupan nggak datang. Tapi acara ini lain, saya mau menutup acara ini karena mau ketemu Pak Muhammad Yunus," ujar Ahok di atas podium Plenary Hall Gedung Ciputra Artwork, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/6/2015).
Sontak saja pernyataan Ahok itu membuat hadirin baik yang dari asing maupun lokal tertawa. Ahok sendiri berpidato dalam bahasa Inggris agar dapat lebih mudah dimengerti para delegasi dari 45 negara di ruangan tersebut.
Bukan tanpa alasan Ahok ingin bertemu dengan Yunus. Mantan Bupati Belitung Timur itu sempat cerita ingin merealisasikan konsep bisnis sosial di Ibu Kota.
"Tadi saya sempat ngobrol sama beliau. Saya tertarik sama ide untuk menjalankan konsep social business di DKI Jakarta. Saya mau ajak 200 PNS tahap awal untuk mengikuti pelatihan soal social business. Ini ide yang sangat bagus di Jakarta," terangnya.
Meski Ahok tidak menjelaskan secara rinci seperti apa konsep bisnis sosial yang dimaksudnya, namun dia menekankan bisnis tersebut tidak memiliki tujuan komersil. Sehingga, tidak boleh berorientasi pada keuntungan atau profit.
"Setelah PNS, saya juga mau ajak anak-anak yang putus sekolah. Di Jakarta, ada 40 persen anak putus sekolah dan nggak bisa lanjutin ke jenjang selanjutnya karena masalah ekonomi. Ini bisa jadi solusi buat mereka dengan membangun lapangan kerja baru," sambungnya.
"Bukan cuma berbisnis, tapi memberi sesuatu buat masyarakat. Saya mau kerja sama dengan Muhammad Yunus pokoknya," tutup Ahok.
Sekadar informasi, Yunus merupakan seorang bankir asal Bangladesh, India yang mengembangkan konsep kredit mikro untuk memberi pinjaman kepada wirausaha kecil secara swasembada. Pada tahun 2006 Yunus dan Grameen menerima Hadiah Nobel Perdamaian untuk usaha mereka melalui kredit mikro dalam menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari bawah.
(aws/rvk)











































