"Setahun setelah era Pak Jonan, nilai laba-rugi perusahaan mulai biru. Dari yang sebelumnya minus menjadi plus. Bahkan keuntungan pada tahun 2014 mendekati Rp 1 triliun," kata Toto Pranoto dalam diskusi buku KAI Recipe: Perjalanan Transformasi Kereta Api Indonesia di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (10/6/2015).
Toto merupakan salah satu dari 4 penulis buku KAI Recipe yang diterbitkan oleh Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LM FEB) UI. 3 Penulis lainnya adalah Nurdin Sobari, Ruslan Prijadi dan Thamrin PH Simanjuntak.
Apa resep Jonan hingga dapat menyulap wajah buruk perkerataapian Indonesia? "Pak Jonan dan tim percaya bahwa KAI adalah mutiara dalam lumpur. Artinya kalau digosok bakal cemerlang. Potensi KAI besar tapi mungkin pengelolaan belum optimal," urai Toto.
Jonan memulai langkah perbaikan KAI dengan meningkatkan gaji pegawai agar kinerja mereka semakin meningkat. Dengan konsekuensi, tak ada lagi yang melakukan pekerjaan sampingan di KAI. Sehingga tidak ada kebocoran dana. Hal itu tentu berdampak pada kenaikan biaya perusahaan.
"Tapi langsung dicover karena adanya kenaikan efisiensi. Peningkatan efisiensi lebih tinggi daripada peningkatan biaya kenaikan gaji," tutur pria yang juga menjabat sebagai Kepala LM FEB UI ini. Saat ini, kata Toto, gaji pegawai KAI meningkat 7,7 kali lipat dari tahun 2009.
Jonan juga melakukan perbaikan kinerja. Reward and punishment benar-benar diterapkan bagi seluruh pegawai KAI. Hal ini meningkatkan kepercayaan stakeholder. Bank-bank berani memberikan kredit pada perusahaan yang masih merugi itu, sehingga KAI dapat menambah asetnya.
Pria yang kini menjabat sebagai Menteri Perhubungan itu juga merubah mindset pegawai KAI menjadi customer first alias mengutamakan pelayanan pelanggan. Ia merekrut orang-orang dari dunia bisnis dengan latar belakang pelayanan yang bagus. Pria lulusan Singapura itu juga merekrut ahli IT dan bekerjasama dengan BUMN lain yaitu PT Telkom untuk menghemat dana. Metode kerjasama yang digunakan adalah profit sharing.
Infrastruktur perkeretaapian dibenahi. Stasiun dibuat steril dan menggunakan gate elektronik. PT Kereta Commuterline Jakarta (KCJ), anak perusahaan PT KAI mengalami peningkatan cukup pesat. Selain sarana dan prasarana, perbaikan SDM juga dilakukan.
"Tidak boleh ada lagi pegawai yang ditanya nggak bisa jawab," kata Toto.
Jonan mengirimkan tiga ribu pegawainya ke China dan Perancis untuk melihat sistem perkeretaapian di negara tersebut. Dari level menengah hingga 2 level di bawah direksi dikirimkan untuk menyaksikan sendiri pelayanan kereta api di sana.
"Buat dia (Jonan), pengalaman itu kalau orang bisa lihat sendiri," ujarnya.
Jonan, kata Toto, adalah sosok pemimpin yang memberi contoh. Itulah yang menyebabkan para pegawai KAI bisa mengikuti irama perubahan yang dibawanya.
Buku ini disusun dengan melakukan riset selama 9 bulan. Para penulis melakukan kunjungan ke sejumlah kantor kereta api di Jawa dan Sumatera. Jajaran direksi hingga front liners diwawancara untuk mendapatkan keterangan berimbang. Para stakeholders juga dimintai keterangannya.
"Kita juga ikut beberapa kali rapat eksekutif committee," tutupnya.
(kff/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini