Ada 806 orang yang sudah terpilih lewat tes terbuka dan sistematis. Mereka adalah petugas pembimbing haji, tenaga medis, TNI/ Polri dan media yang akan menghabiskan waktu antara 60-70 hari di Tanah Suci.
Selama 10 hari, petugas PPIH mengenakan seragam kemeja putih dan celana hitam untuk mengikuti pembekalan di Asrama Haji Pondok Gede. Tinggal jauh dari keluarga untuk bersiap-siap menanggalkan pangkat dan jabatan mereka demi menjadi seorang petugas haji.
"Kita ingin petugas harus mengutamakan jemaah. Proaktif melayani jamaah. Semua petugas harus bisa melayani, apa pun profesinya," tegas Kasubdit Pembinaan Petugas Kemenag Khoirizi sambil mengawasi kegiatan gladi posko kemarin.
Ada 155.200 orang jemaah reguler dan 13.600 orang jemaah haji khusus yang harus dilayani petugas PPIH. Mulai dari keberangkatan di Tanah Air, beribadah di Tanah Suci, sampai dengan pemulangan
Dengan demografi jemaah Indonesia yang lebih banyak lansianya, tugas petugas PPIH bakal penuh dengan dinamika. Tadinya mungkin terbiasa dilayani kini harus bisa melayani.
Tak kenal waktu, petugas harus mampu melayani jemaah 1x24 jam selama 40 hari keberadaan mereka di Tanah Suci. Petugas tidak akan pernah tahu kapan jemaah butuh uluran tangan dari mereka.
Tapi sebuah 'bonus' besar sudah menanti para petugas PPIH. Sebuah privilege untuk menunaikan ibadah haji tanpa tersandung kuota maupun dana.
"Ibadah haji itu bonus saja," tutur Khoirizi.
Petugas PPIH berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama jika kondisinya memungkinkan. Petugas bisa melakukan umroh, wukuf, dan lempar jumroh berbaur bersama jemaah haji.
Namun petugas tetaplah petugas yang punya tanggung jawab pada negara dan jemaah haji pada khususnya. Di saat ada situasi genting atau darurat, jemaah harus diutamakan daripada berhaji.
ย Oleh karena itu selama pembekalan, slogan petugas haji terus menerus didengungkan. Kewajiban petugas adalah untuk melayani, bukan berhaji.
'Beribadah untuk Bertugas, Bukan Bertugas untuk Beribadah.'
Selamat bertugas!
(gah/ega)