SokoText, SMS Antar-Jemput Produk Petani ke Tukang Sayur Miskin Kota

New Cities Summit 2015

SokoText, SMS Antar-Jemput Produk Petani ke Tukang Sayur Miskin Kota

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikNews
Rabu, 10 Jun 2015 16:17 WIB
(Foto: inclusivebusinesshub.org)
Jakarta - Para penjual buah dan sayur di kawasan kumuh Nairobi, Kenya, perlu bangun pagi pukul 04.00 untuk berjalan selama 3 jam ke pasar membeli persediaan mereka. Namun kini ada SokoText, program SMS yang akan membantu mereka memenuhi persediaannya tanpa harus ke pasar.

SokoText ini dibuat oleh sekelompok anak muda lulusan London School of Economics, salah satunya Suraj Gudka, pemuda berdarah India namun lahir dan tumbuh di Kenya. Keprihatinannya melihat para penjual sayur harus bangun pagi-pagi sekali, menghabiskan waktu 3 jam dan uang US$ 1 tiap hari untuk ke pasar, membuatnya berinisiatif untuk membantu para penjual sayur itu.

Sistem SokoText sederhana, Gudka dan kawan-kawan akan menjadi perantara pemasok langsung dari petani. Para penjual sayur skala kecil itu nanti akan memesan via SMS pada sore hari setiap harinya, melalui SokoText. Sistem yang dimiliki SokoText sudah memisahkan komponen sayur yang dipesan. Pemesanan ini akan diteruskan kepada timnya yang akan menjemput produk-produk dari petani langsung dan mengantarkannya pada penjual sayur skala kecil ini.

Karena memesan langsung pada petani, dengan jumlah pesanan yang cukup besar yang diketahui sehari sebelumnya, maka harga yang didapatkan menjadi lebih murah, harga grosir. Jadi para penjual sayur itu bisa mendapatkan produk segar dengan harga murah darinya.

"Pelanggan kami akhirnya bisa menghemat lebih dari 3 jam per hari dan mengurangi ongkos mereka 10 persen tiap hari karena tak perlu pergi ke pasar untuk berkulakan. Total penghematan per bulan per pelanggan adalah US$ 60, dan 48 jam per pelanggan per bulan," demikian kata Suraj Gudka yang menjadi pembicara dalam forum WhatWorks di New Cities Summit 2015, di Ciputra Artpreneur, Ciputra World I, Jalan Prof Dr Satrio, Jakarta yang berlangsung hingga 11 Juni besok ini.

Para penjual sayur skala mikro itu pun bisa menghabiskan waktunya merawat anak-anaknya di pagi hari dan menghemat uang untuk menyediakan makanan tambahan. Di satu sisi, cara ini juga membantu petani untuk mendapatkan permintaan.

"Ke depan, kami ingin memakai data kami untuk menyediakan kredit mikro pada para penjual sayur itu. Kemudian meningkatkan jejaring, dengan memperkenalkan produk baru petani ke mereka, mengumpulkan permintaan dan mengirimkan kembali ke penjual sayur itu," tutur sarjana akuntan dan keuangan dari London School of Economics ini.

(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads