Latihan kepemimpinan berlangsung di Don Bosco Rijswijk dan dibuka oleh Kuasa Usaha Ad-interim (KUAI) KBRI Den Haag Ibnu Wahyutomo bersama Atase Pendidikan (Atdik) Prof. Dr. Bambang Hari Wibisono, Sabtu (6 Juni 2015) baru-baru ini.
"Mahasiswa Indonesia dapat merujuk falsafah kepemimpinan yang telah diajarkan oleh salah satu Bapak Bangsa Ki Hajar Dewantara yakni ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani," ujar KUAI.
Menurut KUAI, falsafah yang menjadi semboyan pendidikan itu juga bisa diaplikasikan dalam kepemimpinan: di depan jadi panutan, di tengah membangun inisiatif, di belakang memberi dorongan.
"Dalam belajar dan berorganisasi kita juga harus dapat menjaga prinsip keterbukaan, kemitraan dan kebersamaan," pesan KUAI.
Sementara itu Atdik Bambang Hari Wibisono dalam pesannya meminta para mahasiswa agar tekun belajar supaya mampu bersaing dengan mahasiswa dari berbagai negara, termasuk mahasiswa Belanda.
"Ajang pelatihan ini hendaknya digunakan sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan berlatih menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia," imbuh Atdik.
Mahasiswa, lanjut Atdik, perlu mengembangkan diri secara pribadi dan melalui organisasi untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan Indonesia, sebab kelak akan menjadi pemimpin.
"Sehingga diharapkan kalian akan menjadi pemimpin yang terampil dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya," pungkas Atdik.
Materi pelatihan bertema "Kepemimpinan Dimulai Dari Diri Sendiri" mencakup wawasan kepemimpinan, komunikasi efektif dalam suatu organisasi, cara-cara menyelesaikan konflik dan peran strategis yang dapat disumbangkan oleh para mahasiswa untuk Indonesia.
Juga ada permainan edukatif dan pertunjukan bakat untuk lebih mengakrabkan dan meningkatkan kerjasama di antara para pengurus PPI yang berasal dari kota Den Haag, Enschede, Eindhoven, Groningen, Leiden, Maastricht, Nijmegen, Rotterdam, Utrecht dan Wageningen.
"Sesuai dengan tema, tujuan dari latihan kepemimpinan ini adalah untuk terus mengingatkan para mahasiswa Indonesia agar berkontribusi memberikan sumbangsih untuk perubahan ke arah yang lebih baik di lingkungan masyarakat dan untuk tanah air," terang Sekjen PPI Belanda Hapsari Cinantya Putri.
Para peserta pelatihan, yang sebagian besar mahasiswa Strata 1, merasa mendapat kesadaran baru.
Bayu Adi Darmaputra, peserta yang juga pengurus PPI Belanda mengatakan bahwa dia juga banyak mendapat dari mengikuti kegiatan ini.
"Materi yang diberikan akan bermanfaat ketika kuliah dan saat bekerja nanti. Permainan edukatif juga memberi pelajaran bagaimana seharusnya membangun kerjasama dalam sebuah tim," cetus Bayu.
Sedangkan Rani Krisnamurthi yang baru satu semester belajar di Belanda mengatakan bahwa pelatihan ini manfaatnya selain menambah teman baru, juga tidak disangka materinya lebih dari yang dia duga.
Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa di Belanda hasil kerjasama PPI Belanda dan KBRI Den Haag tahun ini diselenggarakan untuk yang kedua kalinya.
Para pengisi materi antara lain Atase Pendidikan, Atase Pertahanan, Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya serta mahasiswa senior yang pernah menjadi pengurus PPI Belanda.
(es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini