Heli yang dilibatkan adalah 2 Heli MI-35 dan 6 Heli Bell TNI AD, 2 Heli Bell 412 TNI AL dan 2 Heli TNI AU SA-330 Puma dan NAS Super Puma.
6 Orang dari Satuan Denjaka TNI AL diterjunkan dari heli di atas gedung Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu. Mereka terjun menggunakan parasut dari ketinggian 5.000 kaki. Setelah berhasil mendarat dengan mulus, 6 orang ini langsung menempati posisi sebagai sniper.
Mereka mencari posisi yang tepat untuk membidik 2 orang teroris yang berada di atap Hotel Borobudur. Meski berjarak cukup jauh, yaitu sekitar 200 meter, mereka harus dapat melumpuhkan para teroris itu.
Tak lama kemudian terdengar 2 kali tembakan di atap Hotel Borobudur. Door! Door! 2 teroris langsung jatuh tersungkur. Dengan kelihaian dan ketangkasannya, sniper-sniper itu berhasil melumpuhkan para teroris dalam sekali tembakan.
Salah satu heli yang membawa pasukan langsung diterbangkan menuju Hotel Borobudur. Mereka diturunkan di atap hotel dengan sistim rappelling. Tim langsung membuat penambatan untuk rappeling menyisiri gedung bak spiderman.
Mereka memeriksa teroris yang telah tewas tertembak. Sebagian lainnya terus menyisir gedung dengan berpegangan pada satu tali.
Dhuaar! Tiba-tiba terdengar ledakan keras diikuti nyala api cukup besar di salah satu lantai Hotel Borobudur. Pasukan ini sengaja mengebom salah satu ruangan agar mereka dapat masuk ke dalam. Tim langsung menyisir area hotel dan melakukan pengecekan menyeluruh.
Setelah semua aman, tim melaporkan kepada pimpinan. Mereka kemudian dikumpulkan di Lapangan Banteng untuk mendengarkan arahan dari Panglima TNI Jederal Moeldoko. Operasi ini berjalan lancar.
"Saya berikan apresiasi kepada para prajurit atas kelancaran latihan kali ini. Tidak ada yang cedera, semua lancar.
Seluruh aksi tersebut merupakan rangkaian dari Latihan Penanggulangan Anti Teror (Latgultor) oleh Satuan Koopssusgab. Satuan elite ini baru saja diresmikan oleh Jenderal Moeldoko.
Mereka adalah pasukan terpilih yang diseleksi dari Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL dan Satbravo '90 Korphaskhas TNI AU. Tim ini dididik dan dikarantina di Sentul, namun posisi mereka standby.
"Sehingga (pasukan) bisa bergerak dalam hitungan menit saat dibutuhkan negara," ujar Moeldoko dalam peresmian Satuan Koopssusgab di Monas, Selasa (9/6/2015).
(khf/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini