Keren! Bangunan Bersejarah di Hong Kong ini Jadi Pusat Industri Kreatif

Laporan dari Hong Kong

Keren! Bangunan Bersejarah di Hong Kong ini Jadi Pusat Industri Kreatif

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikNews
Selasa, 09 Jun 2015 06:15 WIB
Gedung PMQ yang sudah direnovasi dan direvitalisasi (Nograhany/detikcom)
Hongkong - Bila Pemprov DKI masih bingung bagaimana melakukan revitalisasi pada gedung-gedung bersejarah di Kota Tua, maka langkah pemerintah Hong Kong ini mungkin bisa dicontoh. Hong Kong berhasil melestarikan bangunan bersejarah sekaligus membuatnya menjadi ruang kreatif yang produktif.

Gedung bersejarah itu bernama PMQ, singkatan dari Police Married Quarter yang terletak di 35 Aberdeen Street, Central, Hong Kong. Saat detikcom berkunjung ke gedung tersebut atas undangan Hong Kong Tourism Board (HKTB) pada Rabu (3/6/2015) lalu, suasana rapi, bersih dan kreatif sudah terasa.

Ternyata, dulunya gedung ini adalah bangunan bersejarah, gedung kuno peninggalan Inggris yang diperuntukkan sebagai sekolah negeri pertama di Hong Kong yang dibangun tahun 1862 bernama Central School di Gough Street. Sekolah ini merupakan sekolah modern pertama di Hong Kong, dengan sistem pendidikan ala Barat. Pada 1889, sekolah dipindahkan ke Aberdeen Street yang kini menjadi PMQ.

Menganut sistem pendidikan model barat, anak-anak orang Inggris bahkan anak-anak bangsawan Dinasti Qing masih sempat bersekolah di sekolah itu. Salah satu tokoh besar lulusan sekolah ini adalah Dr Sun Yat Sen, pemimpin revolusi China.

Pada Perang Dunia II, gedung sekolah itu rusak kena bom dan dibangun kembali menjadi asrama kepolisian Hong Kong, bagi anggota polisi yang sudah menikah pada tahun 1951. Semakin banyak anak, semakin diprioritaskan mendapatkan tempat tinggal di asrama. Namun pada tahun 2000, asrama polisi itu dipindahkan dan kosong sejak itu.

Pada tahun 2009, akhirnya PMQ masuk dalam 1 dari 8 proyek di kawasan Central yang harus dilestarikan di bawah komando Biro Pengembangan Hong Kong. Dan tahun berikutnya, pengelolaan PMQ ini diserahkan kepada Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Musketeers, didukung Pusat Desain Hong Kong dan Universitas Politeknik Hong Kong mengubah PMQ menjadi pusat industri kreatif.

Staf Corporate Communication PMQ, Cheuk Yiu Wong, yang menemui detikcom dan wartawan lain mengajak berkeliling di lantai bawah tanah. Ternyata, pihak PMQ di bawah pemerintah Hong Kong masih merawat sisa-sisa fondasi bangunan kuno itu, yang bekas kena bom pada Perang Dunia II.

Sebagian bentuk-bentuk fondasi bangunan yang aslinya bergaya Victoria itu masih ada dan kini menjadi museum. Bahkan tangga asli bangunan itu masih ada.

Beranjak ke atas, bangunan 6 lantai ini didominasi warna putih, cat hijau tua serta lantai yang diplester. Ada 2 akses, mengakses lewat tangga atau memakai lift. Ada lebih dari 100-an ruangan yang ditempati oleh 100-an pengusaha pemula di bidang industri kreatif (start up creative-preneur).

Masing-masing pemilik ruangan mendesain ruang pamernya dengan unik dan lucu, membuat para pengunjung tak tahan untuk mampir. Produk kreatif para pebisnis mula itu pun mulai dari baju, asesoris, tas, jam, desain interior hingga kafe, bakery dan pastry.

Fungsi tempat ini memang seperti inkubator bisnis, para pebisnis mula itu disediakan tempat dengan sewa murah, dibanding dengan sewa toko di dasar apartemen atau gedung perkantoran. Bila harga sewa di kawasan komersial mencapai HK$100 ribu-HK$ 200 ribu (Rp171juta-342 juta) per bulan, maka harga sewa di sini bisa mencapai sepersepuluhnya.

Ada Dewan atau Komite yang menyeleksi pebisnis mula dari aplikasi lamaran mereka. Bila lolos, maka mereka dipersilakan membuka tokonya, mendapatkan mentor bisnis, hingga ada pertemuan rutin di antara para pebisnis mula itu untuk ajang sharing. Bila para pebisnis mula ini sudah berkembang, maka mereka dipersilakan pindah untuk mandiri. Ruangannya, diperuntukkan bagi pebisnis mula lain. Begitu terus menerus.

Dalam situs PMQ (http://www.pmq.org.hk), pemerintah Hong Kong membiayai pemeliharaan gedung dan operator -Yayasan Musketeers- menanggung biaya operasional. Bila ada keuntungan, akan dibagi 2, antara pemerintah Hong Kong dan Yayasan. Dengan demikian, sambil memelihara bangunan cagar budaya bersejarah, sambil memberdayakan UKM lokal dan menjadikan kawasan itu menghasilkan.

Jakarta tertarik mencontoh?

(nwk/vid)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads