Festival kuliner terbesar di Belanda Taste of Amsterdam yang terpandang sebagai foodie heaven, surga makanan, ajang inspirasi, tasting (uji rasa) macam-macam produk dan masakan kreasi baru itu berlangsung di Amstelpark, Amsterdam (4-7 Juni 2015).
Paviliun Indonesia terlihat menyolok dengan tema Wonderful Taste of Indonesia, diperkuat oleh Indonesia Satu, yakni asosiasi top chef Indonesia di Belanda: Genthur Respati (Hilton Hotel Schiphol), Agus Hermawan (Blauw Restaurant), dan Eduard Roesdi (Indonesian Fine Dining).
Kuasa Usaha Ad-interim (KUAI) Ibnu Wahyutomo menyambut baik pelaksanaan diplomasi kuliner pada ajang Taste of Amsterdam ini. Selain kuliner Indonesia mendapat apresiasi menggembirakan, paviliun Wonderful Taste of Indonesia juga dikunjungi 4.643 orang, jauh melampaui dari target sekitar 2.000 orang.
"Diharapkan masyarakat Belanda terutama anak mudanya terus mengenal masakan indonesia," ujar KUAI.
Menurut KUAI, melalui diplomasi kuliner ini juga sekaligus diperkenalkan budaya makan masyarakat Indonesia dari berbagai daerah, karena makanan yang disajikan juga berasal dari daerah-daerah Ternate, Sumatera Barat, Sulawesi Utara dan Jakarta.
"Di samping itu dalam jangka panjang diplomasi semacam ini akan bisa semakin mendorong banyaknya wisatawan Belanda yang berkunjung ke Indonesia," demikian KUAI.
Memenangi Selera
Paviliun Indonesia menampilkan Gohu Ikan Ternate, Laksa Betawi, Nasi Goreng Lado Ijo Padang, Nasi Kuning Tumpeng Seafood, Sate Lilit, Empek-empek, Otak-otak, Bandeng, dengan appetizers Lumpia Lalampa (varian isi tuna), peyek teri, kerupuk udang, keripik singkong, emping dan beragam kacang-kacangan.
Sementara itu Ikan Pesmol masakan chef Agus Hermawan diapresiasi dengan penghargaan The Best Signature Dish pilihan pengunjung. Dihargai senilai Florijn (Fl) 5, Ikan Pesmol ini menjadi favorit pembeli yang ramai mengantri.
Sekadar tahu, untuk membeli makanan dan minuman para pengunjung harus menukar uang Euro dengan koin Florijn (mata uang Belanda lama, yang dijadikan sebagai alat tukar resmi Taste of Amsterdam), di mana kurs Fl 1 dihargai sebesar Euro 1,25.
Sebagai dessert tersedia pilihan 'pandan pudding', tape ketan hitam, modifikasi shake dari kopi, bir pletok dan pandan sereh, disempurnakan dengan pilihan macam-macam gratina dan bir bali, yang secara mengejutkan juga mendapat sambutan positif dari pengunjung.
"Rasanya pas buat lidah kami, nyaman dinikmati," ujar Martin van Leeuwen (24 tahun) bersama teman gadisnya Chantal van der Horst (22 tahun), keduanya dari Nieuwegein.
Martin dan Chantal mengatakan kedatangannya ke paviliun Wonderful Taste of Indonesia untuk ujicoba rasa kuliner sebelum berangkat liburan musim panas ke Indonesia Juli nanti.
Pasangan ini mencoba menu Laksa Betawi (Kokos Garnalensoep uit Jakarta), yang rasanya disebut: uitstekend! (excellent!).
"Ini sebagai penjajagan awal. Kami mau liburan ke Indonesia selama dua pekan. Singgah mengunjungi teman dulu di Singapura, kemudian ke Sumatera, selanjutnya langsung ke Bali dan Lombok," terang Martin.
Sementara itu Rinze Vegelen yang datang seorang diri menilai menu Gebakken Rijst Met Seafood Uit Padang (Nasi Goreng Lado Ijo) sebagai varian nasi goreng super lezat dibandingkan nasi goreng biasa yang umum ditemui di Belanda.
"Ini tidak ada di Belanda. Saya sengaja mencari makanan yang di Belanda tidak ada dan belum pernah saya coba. Nasi goreng dari Padang ini rasanya super lezat, luarbiasa. Ja, Verrassend lekker, echt super! Ya, lezat tak terduga, sungguh super!" cetus Martin.
Hasil Laut
Secara terpisah, Minister Counsellor Azis Nurwahyudi mengatakan bahwa diplomasi kuliner berkolaborasi dengan para top chef dari Indonesia Satu ini secara selektif mengangkat menu fine dining serba produk laut.
"Pemilihan sajian modern makanan laut tersebut didasarkan pada keinginan untuk semakin memperkenalkan ragam olahan produk laut Indonesia, sekaligus menggali potensi perluasan akses pasar produk laut Indonesia di Belanda," imbuh Azis.
Dijelaskan bahwa diplomasi kuliner ini selain berkolaborasi dengan Indonesia Satu, juga diperkuat Didi Han (food-carver), Renu Lubis, Renske Welsarie Wolf (Cooking Instructor), dan Yudi Yahya (Eternalis SCRI Brussel), juga dengan NIVO dan Rumah Budaya Indonesia.
"Untuk semakin memperkuat diplomasi, para pelajar Hogeschool Den Haag jurusan boga juga dilibatkan," pungkas Azis.
Dikunjungi Selebriti Belanda
Paviliun Indonesia juga heboh dikunjungi selebriti Belanda, yang khusus singgah untuk mencicipi makanan Indonesia. Mereka antara lain Ramon Beuk, Alain Caron, Jamai Loman, Nelli Cooman dan Bart van Olphen, koki dan penulis buku masakan terutama ikan.
Chef Eduard Roesdi mengatakan bahwa Indonesia Satu merasa senang dapat mempromosikan kuliner Indonesia sebagai fine dining tanpa meninggalkan cita rasa aslinya.
Sementara chef Genthur Respati berharap partisipasi Perwakilan Indonesia dan Indonesia Satu dapat semakin mengangkat kuliner Indonesia dan ikut membantu meningkatkan ekspor hasil pertanian dan hasil laut Indonesia.
"Kuliner memerlukan bahan baku, dari bumbu sampai seafood-nya," terang Genthur.
Paviliun Wonderful Taste of Indonesia dimeriahkan dengan Tari Bajidor Kahot dan Tari Puspanjali oleh mahasiswi dari PPI Rotterdam, yang menghibur pengunjung di sela-sela menikmati sajian makanan, diseling dengan musik latar dari berbagai daerah Indonesia.
Juga tersedia booklet dan leaflet mengenai pariwisata bawah laut, pantai pasir putih, satwa eksotis (orang utan, komodo, gajah), borobudur, kuliner, paket cruise, spa and shopping, dan sederet festival kebudayaan antara lain wajah modern Indonesia dengan Java Jazz Festival di Jakarta.
(es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini