Anak Mbah Kodok Kembar, Namanya Joko Samudro dan Sri Parwati

Pria 'Menikahi' Peri

Anak Mbah Kodok Kembar, Namanya Joko Samudro dan Sri Parwati

Inam Tohari - detikNews
Minggu, 07 Jun 2015 12:35 WIB
(Foto: Inam Tohari/detikcom)
Ngawi - Pernikahan 'hijau' antara Bagus Kodok Ibnu Sukodok alias Mbah Kodok dan Peri Setyowati memasuki babak baru. Anak pasutri ini kembar. Namanya Joko Samudro dan Sri Parwati.

Prosesi ini merupakan pagelaran seni kejadian (art happening) yang digelar di kawasan hutan Desa Begal, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur. Sejak Sabtu (6/6) kemarin digelarlah performance "Dhanyang Setyowati Sukodok Membangun Rumah".

Menurut Mbah Kodok, proses kelahiran kedua bayinya tidak sama seperti dialami kelahiran bayi manusia. Di dunia peri, kelahiran bayi dengan cara hembusan nafas melalui lubang hidung. Sementara bayi manusia lahir melalui rahim sang ibu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua anak saya lahirnya bareng lewat hidung melalui hembusan nafas. Secara fisik memang seperti manusia," kata Mbah Kodok kepada detikcom, Minggu (7/6/2015).

Pemberian nama kedua bayi merupakan ide Mbah Kodok dan istrinya, Roro Setyowati. Nama tersebut diberikan berdasarkan jenis kelamin masing-masing bayi. Joko merupakan nama lelaki, sedangkan Sri atau Parwati adalah nama untuk kaum hawa.

Mbah Kodok mengaku sudah mengajak kedua anaknya untuk jalan-jalan di sekitar hutan Desa Begal Kecamatan Kedunggalar Ngawi sambil melihat lokasi di mana rumahnya akan dibangun untuk istri dan kedua anaknya.

Selain performance, pada Sabtu malam juga digelar pentas wayang kulit semalam suntuk. Siang ini, acara dilanjutkan dengan berbagai pertunjukan dan seni di Sendang Margo. Seperti kesenian reog, seni tari, pencak silat, hingga menampilkan keahlian seorang empu dalam membuat keris.

Sambil menyaksikan berbagai pertunjukan sebagai penghormatan para tamu undangan, Mbah Kodok duduk di bawah tangga yang dibalut kain putih di dekat sendang Margo. Menurut Mbah Kodok, ia sedang menunggu kedua anaknya bermain.

Art happening ini digagas seniman nyentrik Bramantyo Prijosusilo. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan hutan Alas Begal yang dirambah warga menjadi sawah dan dua mata air di dalamnya, Sendhang Margo dan Sendang Ngiyom. Dukungan dari berbagai pihak mengalir, termasuk dari pemerintah setempat.
Halaman 2 dari 2
(ugik/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads