"Warga sebelumnya nggak tahu kalau rumah ini pernah ditempati HOS Tjokroaminoto dan rumah kos presiden pertama," kata Eko Hadiratno, Ketua RT 2 RW 4, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, Sabtu (6/6/2015).
Informasi jika rumah tersebut pernah menjadi kos Bung Karno, datang pertama kali dari putri Sukarno, Sukmawati. "Bu Sukma menerangkan, berdasarkan catatan Pak Karno, beliau pernah tinggal di Peneleh 7 No 29-31 dekat Sungai Kalimas," tuturnya.
Setelah dilakukan penyelidikan, informasi Sukmawati ternyata benar. Salah satu yang ikut membenarkan adalah istri Soenarjo, Ketua RT pada masa itu.
"Setelah Pak Karno menjadi tahanan politik, hubungan beliau dengan Pak Soenarjo terputus," terang Eko.
Rumah seluas 9 x 13 meter ini kabarnya dibeli HOS Tjokroaminoto dari seseorang keturunan Arab pada tahun 1902. Olehnya rumah itu disewakan ke aktivis muda seperti Sukarno, Semaoen, Alimin, Musso, Kartosoewirjo.
Setelah Bung Karno menjadi presiden dan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, keluarga HOS Tjokroaminoto diboyong ke Jakarta. HOS Tjokroaminoto juga dibelikan sebuah rumah di kawasan Ngagel Jaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya. Rumah itu sampai sekarang masih berdiri utuh.
Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, pada tahun 1971, ada anggota TNI AD yang menempati rumah di Peneleh itu dengan membawa 'surat sakti'.
Ketika sang tentara selesai bertugas di Surabaya, rumah tersebut tidak dikembalikan lagi ke ahli waris HOS Tjokoroaminoto melainkan dikoskan lagi.
Hasil dari usaha kos tersebut dibagi hasil, separuh ke anggota TNI AD tersebut, dan separuhnya ke RT sebagai pengelola rumah kos.
"Ya beruntung rumah ini nggak diubah," tuturnya.
Istri Soenarjo punya alasan sendiri kenapa status rumah tersebut yang pernah jadi kos Sukarno dan aktivis Indonesia lainnya dirahasiakan. "Loh Anda jangan bilang seperti itu. Iya ngomong sekarang bisa bebas. Kalau dulu (masa Presiden Soeharto) situasi dan kondisinya tidak memungkinkan. Jangankan urusan rumah, menyimpan fotonya Pak Karno saja nggak ada yang berani, takut discaning (sebagai PKI)," kenang Eko.
(mok/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini