"Nggak bisa dibilang juga nggak jeli karena Sukardi Rinakit mengaku mengutip sumber dari bahasa Belanda. Jadi ada dua versi kelahiran Sukarno," ujar politisi PDIP Hamid Basyaib diskusi 'Bung Karno Lahir Dimana?: Bagaimana Kita Memperlakukan Sejarah' yang digelar oleh Populi Center dan Smart FM Network di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/6/2015).
Hamid menyebut di halaman Wikipedia sebelum tahun 2013, tempat kelahiran Sukarno masih di Blitar sebelum akhirnya dilakukan revisi menjadi Surabaya. Menurut Hamid, banyaknya perbedaan sumber informasi membuat adanya kekeliruan.
"Maksud saya adalah kesalahan itu (Sukardi Rinakit) adalah manusiawi dan bisa dimaafkan dengan alasan adanya dua sumber informasi," terangnya.
Dia menegaskan keluarga Sukarno juga telah menyatakan sejak beberapa tahun yang lalu bahwa Sukarno lahir di Surabaya bukan di Blitar. "Coba buka detikcom dulu sudah pernah disampaikan sekitar tahun 2013," kata Hamid.
Meski dimaafkan, Hamid berharap pemerintah segera dapat meluruskan informasi tersebut untuk menjadi sejarah resmi nasional.
"Bukan hanya Sukarno tetapi yang lainnya juga sehingga ada informasi yang utuh," terangnya.
(fiq/mok)