5 Mahasiswa UGM ini Berhasil Kembangkan Detektor Pipa Bocor

5 Mahasiswa UGM ini Berhasil Kembangkan Detektor Pipa Bocor

Bagus Kurniawan - detikNews
Jumat, 05 Jun 2015 16:51 WIB
(Foto: Bagus Kurniawan/detikcom)
Yogyakarta - Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil membuat alat untuk mendeteksi kebocoran pipa air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Alat yang mereka kembangkan ini mampu mendeteksi kebocoran hingga jarak tertentu.
Β 
Lima mahasiswa itu adalah Nur Chalim Wachidah, Randy Frans Fela, Lisa Fita Sari, Zulfi Aulia Rachman dari Jurusan Teknik Fisika dan Dimas Fajrian Nugroho dari FMIPA. Mereka mengembangkan alat itu karena terdorong masih banyaknya kasus kebocoran pipa air PDAM di Indonesia.

Menurut Nur Chalim, berdasarkan Data Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mencatat jumlah kehilangan air di Indonesia rata-rata sebanyak 31 persen dari total produksi air minum nasional sebesar 127.000 liter/detik. Kebocoran pipa tersebut mengakibatkan kerugian finansial bagi PDAM.

"Bila diasumsikan harga air adalah Rp 2.000/meter kubik, Indonesia telah kehilangan penerimaan sebesar Rp 2,48 triliun/tahun atau sebanding dengan 3,15 juta sambungan baru," kata Nur Chalim Wachidah di Kampus UGM di Bulaksumur Yogyakarta, Jumat (5/6/2015).

Menurut dia, alat yang mereka kembangkan menggunakan metode berbasis Acoustics Emissions dan Graphical User Interface. Sensor acoustics emission digunakan sebagai piranti pengambilan data dan perangkat akuisisi data sebagai pengolah data. Sensor ini bisa bekerja hingga jarak 50 meter ke arah kiri-kanan.

"Hasilnya berupa perubahan amplitudo sinyal pada waktu tertentu yang menunjukkan adanya kebocoran air pada pipa tersebut," paparnya.
Β 
Sinyal dari sensor getaran tersebut, kata dia, kemudian ditampilkan pada komputer melalui fitur Graphical User Interface (GUI). Posisi atau letak kebocoran ditampilkan dengan melakukan konversi dari hasil amplitudo terhadap waktu menjadi perubahan amplitudo sinyal ketika melewati pipa pada posisi tertentu.

Zulfi menambahkan dengan alat yang mereka kembangan diharapkan mampu membantu mengatasi permaslahan kebocoran pipa PDA. Alat ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap alat deteksi yang sudah ada dipasaran. Metode untuk mendeteksi kebocoran pipa sudah cukup banyak di antaranya dengan vibrasi, akustik, ultrasonik, dan perbedaan tekanan, tetapi harganya relatif mahal.

"Alat yang sudah ada harganya mahal kisaran puluhan hingga ratusan juta. Kalau kita bisa buat dengan kualitas yang sama tentunya akan lebih menguntungkan dan terjangkau khususnya bagi PDAM," kata Zulfi.

Untuk saat ini peralatan dan program antar muka yang telah dirancang keenam mahasiswa muda ini masih dalam tahap pengembangan dan membutuhkan beberapa tahap uji coba. Mereka berharap hasil penelitian ini dapat membantu mengatasi permasalahan kebocoran pipa baik pada level produsen dan distributor seperti PDAM maupun pada konsumen.

(bgs/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads