Dalam persidangan di PN Jaksel, Jumat (5/6/2015), Irwansyah membenarkan bahwa dirinya kenal Yuliswan selaku kuasa hukumnya tahun 2012 di sebuah acara keluarga. Saat itu dia ditanya mengenai kondisi kakinya yang memprihatinkan.
"Saat itu saya cerita, masa lalu saya hitam, tidak perlu saya ceritakan, nanti ketahuan sama mertua. Tapi dia bilang tak apa-apa," kata dia di hadapan hakim tunggal Zuhairi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Polres saya diinterogasi selama 4 jam, lalu dibawa ke lantai atas, kemaluan saya disetrum, lalu saya dibawa ke pantai langsung ditembak.
Waktu itu ada 6 orang teman saya. Semuanya ditembak," jelasnya.
"Yang menembak siapa? Tanya Pak Cik (Yuliswan), saya bilang polisi. Polisinya buser-buser, yang namanya Kasat kanit saya tidak tahu itu, penembakan di malam hari. Waktu itu saya nggak kenal namanya tapi saya tahu orangnya," kata Irwansyah.
"Siapa? Ada nggak di ruangan ini?," tanya hakim.
"Ada," jawabnya.
"Yang mana?,"
"Ini," kata Irwansyah sambil menunjuk Novel.
"Kalau diingat kenangan itu menyedihkan pak, lebih kejam dari PKIβ. Sudah disiksa, ditidurkan, dilindas motor. Setelah ditembak lalu dibawa ke dokkes, dikasih betadin, lalu diperban saja. Selama 8 tahun bersarang di kaki saya. Baru tahun 2012 baru selesai dioperasi," kata dia.
(rii/faj)