Saat detikcom menyambangi laboratorium itu di sela-sela gladi resik, Jumat (5/6/2015), tampak posisi kerang itu berada di stand tim flora fauna subkorwil 7/Alor. Tim memaparkan melalui sebuah banner mengenai lokasi penemuan kerang tersebut.
Dua lokasi penemuan kerang itu berada di Gunung Maru, Pulau Pura Alor di ketinggian 140 mdpl dan di Pulau Buaya di ketinggian 54 mdpl. Ada 8 kerang yang ditemukan oleh tim saat melakukan penjelajahan.
"Laboratorium ditampilkan melalui stand-stand ini," kata Kabag Ops Ekspedisi NKRI 2015 Letkol Inf. Yuri Elias Mamahi di lokasi, Jumat (5/6/2015).
Di Pulau Pura Alor, dua kerang ditemukan dalam keadaan terbuka dan menempel pada substrat batuan sedimen yang berasal dari fosil terumbu karang dan batuan beku vulkanik. Fosil yang ditemukan adalah jenis Tridacna maxima.
Sementara di Pulau Buaya, tim menemukan 6 kerang dengan ukuran bervariasi. Fosil terbesar yang ditemukan memiliki panjang 105 cm dan lebar 75 cm.
Tim menduga 5 spesies yang ditemukan berasal dari jenis Tridacna maxima dan 1 spesies berasal dari individu Tridacna gigas. Sementara fosil terumbu karang yang ditemui di sekitar fosil kerang Kima itu berasal dari genus Tubipora (Alcyonacae/Stolonifera; Tubiporidae), Acropora (Scleractinia/Madreporaria; Acroporidae) dan Favites (Scleractinia/Madreporaria; Faviidae).
Hasil-hasil penelitian mengenai evolusi proses-proses geodinamika di Pulau Alor dan sekitarnya menunjukkan bahwa Pulau Alor dan wilayah Sunda kecil secara umum merupakan dasar laut yang mengalami proses pengangkatan. Secara geologi, pengangkatan itu berhubungan dengan proses subduksi atau tumbukan yang muncul antara lempeng Australia dan Eurasia termasuk back-arc thrusting.
Uniknya, proses pengangkatan dasar laut di Alor terjadi begitu cepat yaitu dua kali kecepatan dari proses pengangkatan yang juga terjadi di Pulau Atauro dan Sumba. Kecepatan pengangkatan di Alor adalah 1,0 sampai 1,2 mm per tahun dan dimulai sejak 500 ribu tahun yang lalu.
Untuk kerang Kima sendiri merupakan genus Tridacna yang menghuni habitat zona litoral dengan menambat di dalam batu karang. Kima dari genus Hippopus berhabitat di area berpasir dan terumbu karang. Umumnya, kerang itu dapat ditemui di perairan laut dangkal dan sebagian besar makanannya yaitu menyaring plankton.
(dha/vid)