"Sudah (diterapkan). STNK kita bikin yang penting pembayarannya saja pakai e-money supaya kelihatan alamat (dalam) sistemnya," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (4/6/2015).
"Kalau sudah dengan e-money pengawasan gampang. Kita di bank ada cash management, sistemnya bisa kita buka di komputer dan kita baca semua. Semua rekening bank bisa dilihat," lanjutnya.
Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu dengan menggunakan e-money, masyarakat tidak perlu lagi kesulitan membayar pecahan angka kecil dalam jumlah mata uang. Sehingga, orang tidak lagi harus membayar dengan pembulatan yang tidak jarang kembaliannya tidak dikembalikan.
"Orang waktu membayar juga nggak perlu misalnya Rp 158.700, jadi Rp 200 ribu saja bayarnya karena nggak ada kembalian. Kan capek orang. Lihat saja, di kita kalau pembayaran nggak ada yang pas bulat. Niatnya memang disisain buat nggak usah dibalikin," sambungnya.
Meski Ahok menaikkan pajak progresif, namun dia tidak membatasi warga Jakarta yang mampu untuk membeli kendaraan bermotor milik pribadi. Dia tidak secara spesifik memasang besaran target yang diharapkannya dari penerapan pajak progresif.
(aws/mok)











































