Kisah di Balik Penolakan Bongkar Senjata SS2 yang Diminta AS-Australia

Regu Tembak TNI AD Juara

Kisah di Balik Penolakan Bongkar Senjata SS2 yang Diminta AS-Australia

Fajar Pratama - detikNews
Kamis, 04 Jun 2015 10:48 WIB
Kontingen TNI AD (Pen Kostrad)
Jakarta - Di balik kemenangan telak kontingen TNI AD dalam lomba tembak internasional di Australia, ada cerita menarik di mana tuan rumah dan tim Amerika Serikat (AS) meminta agar senjata yang digunakan kontingen Indonesia dibongkar. Begini cerita mengenai permintaan yang akhirnya ditolak itu.

Perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015 itu digelar pada pertengahan Mei lalu. Kontingen Indonesia berkompetisi dengan 13 tim lainnya dari negara lain.

"Awalnya, tim dari AS dan Australia mendatangi panitia. Lalu panitia mendatangi tim kita," kata Kadispen TNI AD Brigjen Wuryanto dalam perbincangan, Kamis (4/6/2015).

Panitia menyatakan ada permintaan dari AS dan Australia agar senjata SS2 V4 dan pistol G2 buatan Pindad dibongkar. Setelah mendapatkan permintaan itu, kontingen Indonesia tidak langsung memberikan jawaban.

"Sesuai dengan prosedur, kami tidak bisa memutuskan. Saya melaporkan permintaan itu ke Jakarta, ke Mabes AD," ujar kepala kontingen TNI AD Mayor Syafruddin dalam perbincangan terpisah.

Tak beberapa lama, Mabes AD yang berkedudukan di Jl Medan Merdeka Utara memberikan jawaban ke Syafruddin. Mabes AD memberikan syarat jika senjata itu diminta dibongkar.

"Mabes AD menyatakan tidak boleh dibongkar jika permintaan itu hanya ditujukan kepada kami saja. Pada intinya kami tolak," kata Syafruddin.

Tak berhenti di situ, panitia kemudian meminta agar setidaknya dapat dilakukan prosedur pengecekan standar keamanan. Untuk permintaan ini, diakomodir namun hanya sebatas membuka pengaman senapan.

"Untuk mengecek sistem keamanan masa harus dibongkar. Cukup dibuka bagian pengamannya saja," kata Syafurddin.

(fjp/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads