Gua Batu Cermin sendiri berada di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur tepatnya di wilayah βWae Sambi, Manggarai Barat. Dengan tinggi sekitar 75 meter, gua itu layaknya dinding tinggi yang berongga membentuk gua dengan stalagtit dan stalagmitnya.
Saat detikcom bersama dengan tim ekspedisi NKRI 2015 berkesempatan menelusuri gua tersebut, ternyata tak ditemukan satupun batu yang merupa cermin. Nama batu cermin itu rupanya kiasan dari dinding gua yang berkilau ketika terpapar sinar matahari.
"Biasanya ketika tengah hari pukul 12.00 atau 12.15, cahaya matahari masuk melalui lubang di atas gua dan menyinari dinding yang akan berkilau seperti cermin," kata seorang pemandu bernama Flori di lokasi Gua Batu Cermin, Flores, NTT, Rabu (3/6/2015).
Tak hanya berkilau ketika ditimpa cahaya matahari. Dinding gua pun berpendar ketika disinari dengan lampu senter lantaran gua itu terbentuk dari batu gamping atau batu kapur.
Gua itu sebenarnya merupakan karang yang berada di dasar laut dan muncul ke permukaan. Tim peneliti ekspedisi NKRI menduga gua itu muncul ke permukaan melalui dua cara yaitu gerakan tektonik atau turunnya level permukaan air laut.
Kandungan batu gamping sendiri yaitu mineral calcite yang berkilau apabila terkena sinar. Maka tak heran apabila gua itu disebut dulunya merupakan karang yang terendam air laut.
Namun sayangnya detikcom menelusuri gua itu sebelum tengah hari sehingga tidak dapat menyaksikan langsung ketika cahaya matahari melesak masuk dari lubang di atap gua. Si pemandu, Flori, dengan senang hati membagi foto yang menunjukkan indahnya cahaya matahari yang menerobos langit-langit gua.
"Ini foto kemarin dan beberapa hari lalu. Memang kalau sekarang tidak terlalu terlihat kilauannya, mungkin karena sudah terlalu sering dipegang dindingnya," ujar Flori.
(dha/ahy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini