Apresiasi Pada Danjen Kopassus yang Minta Maaf dan Tindak Tegas Anggotanya

Pengeroyokan Anggota TNI AU

Apresiasi Pada Danjen Kopassus yang Minta Maaf dan Tindak Tegas Anggotanya

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Rabu, 03 Jun 2015 08:30 WIB
Jakarta - Di tengah upaya memperbaiki dan meningkatkan citranya, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kembali menjadi sorotan negatif. Itu terjadi setelah belasan anggotanya terlibat dalam perkelahian dengan sejumlah anggota TNI Angkatan Udara (AU). Akibatnya ada yang meninggal dunia dan mengalami luka parah.

Langkah cepat Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen TNI Doni Monardo meminta maaf terutama kepada TNI AU dan keluarga korban atas kejadian tersebut dan menyesalinya, pantas diapresiasi. Namun jika terbukti terlibat pada kasus tersebut, seluruh anggotanya harus ditindak tegas bahkan hingga pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).

"Perkelahian antaranggota Kopassus dengan anggota TNI AU tersebut ironis sekali dan sangat disesalkan. Di saat Pak Doni berusaha memperbaiki dan meningkatkan citra Kopassus pasca kasus Cebongan Sleman, Yogyakarta, sejumlah prajuritnya melakukan perbuatan fatal yang menyebabkan ada korban jiwa," ungkap pengamat militer, Aqua Dwipayana pada Rabu (3/6/2015) saat diminta tanggapannya tentang hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diberitakan Kopassus membenarkan anggotanya terlibat pertikaian dengan anggota TNI Angkatan Udara di Kafe Bimo di daerah Sukoharjo Jawa Tengah. 5 anggota Kopassus yang terlibat pertikaian itu sudah diserahkan ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta.

Kopassus juga terus melakukan penelusuran dan akan menyerahkan ke Polisi militer jika ada anggota yang terindikasi terlibat. Saat ini sudah ada 5 anggota Grup 2 Kopassus yang sudah diserahkan ke DenPom Solo guna diproses lebih lanjut.

"Ada beberapa yang sudah diserahkan ke Pom. Dari Kopassus masih bantu nyari. Danjen dalam hal ini nggak melindungi pelaku," ucap Kadispen TNI AD Brigjen Wuryanto saat dihubungi, Selasa (2/6/2015).

Seperti diketahui 4 anggota TNI AU bertikai dengan anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan di sebuah Kafe di Sukoharjo, Jateng, Minggu (31/5) malam. Dalam kejadian tersebut, 1 anggota TNI AU bernama Serma Zulkifli tewas dalam kejadian ini dan 3 lainnya terluka.

Serma Zulkifli adalah anggota Bintara Sarban Dislog Derma Mabes AU. Dia dinyatakan meninggal pukul 21.30 WIB, Senin (1/6), di RSUP Hardjolukito Yogyakarta. Jenazahnya dipulangkan ke rumah duka di Jalan Nusa Dua RT 12 RW 4, Ciracas, Jakarta Timur Selasa siang kemarin.

Pemulangan jenazah dari Yogyakarta menggunakan pesawat Hercules A-1327 milik TNI AU dan dilepas dengan upacara militer. Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama Imran Baidirus memimpin upacara tersebut.

Untuk korban luka yang masih dalam perawatan di rumah sakit, Mayjen Doni pun akan membantu biaya pengobatan sampai sembuh. Sebelumnya Danjen Kopassus sudah menyampaikan rasa bela sungkawa dan permohonan maafnya kepada seluruh anggota TNI AU dan keluarga korban.

Aqua menambahkan sejak Doni menjabat sebagai Danjen Kopassus pd 24 Oktober 2014, menggantikan pejabat lama Mayjen TNI Agus Sutomo yang kini jadi Pangdam Jaya, Doni terus membenahi satuan elit tersebut. Beliau yang pernah lama bertugas di Kopassus dan sebelumnya menjabat sebagai Wadanjen Kopassus bertekad mengangkat institusi tersebut dari keterpurukan pasca kasus Cebongan Sleman, Yogyakarta.

Untuk mewujudkan itu, tambah mantan wartawan harian Jawa Pos dan harian Bisnis Indonesia itu, Doni mensosialisasikan ke seluruh jajarannya agar secara serius dan sungguh-sungguh melaksanakan 3S yakni Senyum, Sapa, dan Salaman. Mereka dilarang melakukan 3M yaitu Melotot, Marah, dan Memukul.

"Di sini ada tulisan, jangan lakukan 3M (melotot, marah, dan memukul). Lakukanlah 3S, apabila kita bertemu tersenyumlah, ketika senyuman dibalas, maka sapalah, ketika sapaan dibalas, maka bersalamanlah," ujar Doni berkali-kali ke wartawan yang mengunjungi Makopassus di Cijantung Jakarta.

Sekitar enam bulan Doni menjabat sebagai Danjen Kopassus, semua itu berhasil disosialisasikan dan implementasikan berjalan dengan baik. Bahkan suksesnya acara syukuran ulang tahun Kopassus ke-63 pada 29 April 2015 Makopassus Cijantung Jakarta yang dihadiri sekitar 10 ribu orang termasuk di antaranya mantan-mantan lawan Kopassus membuat citra institusi tersebut jadi naik.

"Sayangnya semua hal positif itu tidak bertahan lama. Akibat ulah segelintir anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Surakarta tersebut, upaya keras yang dilakukan Pak Doni bersama sekitar 5.400 anggota Kopassus yang bertugas di berbagai daerah di Indonesia menjadi sia-sia. Sikap simpati rakyat Indonesia yang sempat muncul pada Kopassus pasti berkurang karena kasus tersebut," tegas kandidat doktor dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung ini.

Karena sudah terjadi, selain menyesalinya, Aqua menyarankan agar Kopassus tetap konsisten seperti keteladanan yang telah ditunjukkan Doni sesaat setelah kejadian itu. Mengakui kesalahannya secara terbuka ke masyarakat, minta maaf pada TNI AU dan keluarga korban, serta menindak tegas seluruh anggota Kopassus yang terbukti terlibat dalam kasus tersebut.

"Penuntasan kasus itu harus transparan. Jangan sampai ada hal-hal yang ditutup-tutupi. Kopassus harus menunjukkan keseriusan dalam menanganinya dan membantu menuntaskannya. Jika itu dapat dilakukan secara cepat maka pelan-pelan citra Kopassus dapat kembali diperbaiki," kata Aqua yang sangat sedih melihat kejadian itu.

Belajar dari kejadian itu, dosen Komunikasi di berbagai lembaga pendidikan TNI ini menyarankan kepada Doni dan seluruh komandan di TNI agar lebih mengintensifkan pembinaan kepada semua prajuritnya. Komitmen yang sejak pertama masuk TNI selalu didengung-dengungkan ke para prajurit agar jangan hanya sekedar slogan tapi paling utama adalah implementasinya.

"Selama ini komitmen semua anggota TNI ada tiga yakni Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan Delapan Wajib TNI. Hal itu agar terus-menerus disosialisasikan ke seluruh prajurit dan diupayakan dilaksanakan dalam kegiatan mereka sehari-hari baik saat bertugas maupun ketika lepas dinas," pungkas Aqua.

(rvk/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads