.webp)
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Sumut, Kombes Pol Helfi Assegaf, menyatakan, dalam pengungkapan kasus napi kabur itu, polisi melakukan investigasi. Termasuk memeriksa urine para sipir yang tengah berjaga.
"Hasil tes urine sipir yang jaga di pintu paling depan, yang dipukul para napi saat akan melarikan diri, adalah positif mengandung bahan yang ada pada narkoba," kata Helfi kepada wartawan, Senin (1/6/2015).
Disebutkan Helfi, pada saat kejadian, pintu LP lapis pertama tidak terkunci karena sedang ada kegiatan keagamaan. Pintu itu berfungsi sebagai tempat untuki lalu-lalang para napi.
Pintu lapis kedua juga dalam keadaan terbuka, atau tidak terkunci. Sehingga begitu melihat pintu pertama dan pintu kedua tidak terkunci, sembilan napi tersebut langsung menuju ke pintu ketiga yang hanya dijaga satu sipir.
Para napi yang berusaha membuka pintu keluar, sempat dihalangi oleh sipir tersebut. Tetapi karena dipukul oleh para napi, akhirnya tak berdaya dan para napi dapat keluar melarikan diri,
Disebutkan Helfi, saat kejadian seharusnya sipir yang berjaga ada lima orang. Tetapi ternyata hanya ada empat orang, yakni tiga di LP dan 1 di rumah sakit, menjaga napi yang sakit. Nah, dari tiga sipir yang sedang bertugas di LP itu, hanya ada satu sipir yang berjaga di pos paling depan, dan yang dua orang lagi berjaga di blok tahanan. Sementara yang seorang lagi memang tidak masuk kerja.
"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan terhadap tiga sipir yang berjaga di Lapas," kata Helfi.
Seperti diberitakan, sembilan napi melarikan diri dari LP pada Minggu (31/5) sekitar pukul 16.00 WIB. Sejauh ini sudah empat napi yang berhasil ditangkap kembali. Tiga napi di dapat diamankan tak lama setelah kabur, sementara seorang napi ditangkap pagi tadi.
(Khairul Ikhwan Damanik/Khairul Ikhwan Damanik)
