"Dia (korban) suka bikin ulah meresahkan warga, suka minum-minuman keras dan malak warung saya juga Rp 20 ribu," terang Ari di Polres Jakarta Barat, Jl Letjen S Parman, Senin (1/6/2015).
Ari menceritakan penusukan tersebut berawal saat Ari bersama temannya berbincang-bincang seputar HP saat warungnya yang berlokasi di Pasar Pengampunan, Meruya, Kembangan, Jakarta Barat, sudah tutup. Perbincangan tersebut didengar Pendi.
"Saat itu kondisi habis nutup warung. Lalu saya negur temen saya, nanya soal HP-nya. Saya beli sini Rp 500 ribu. Temen saya waktu itu senyum aja. Lalu, korban malah bicara kasar kepada saya. Saya bales eh sama korban malah saya dibentak. Setelah itu, saya hampiri tanya maksudnya apa? Korban malah megang baju dan pukul saya, lalu saya bales dan dipisah warga," ujar Ari.
Setelah dilerai, Ari pulang menaruh gerobaknya ke rumah. Setelah itu balik kembali ke pasar dengan membawa celurit miliknya untuk membuat perhitungan dengan Pendi. "Saya samperin, korban kaget dan melarikan diri. Saya kejar dan saya sabet kepala dan punggungnya. Korban jatuh lalu perutnya saya sabet juga. Setelah itu saya lari ke rumah dan pergi ke rumah abang saya di daerah Petukangan," terang Ari.
Di rumah kakaknya, Ari meminta saran keluarganya. "Kata Bapak, saya sebagai lelaki harus bertanggung jawab. Akhirnya saya serahkan diri kepada polisi yang sudah berada di rumah saya," kata pelaku yang lulusan SMK itu.
(Septiana Ledysia/Hestiana Dharmastuti)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini