Memang Ahok juga berniat maju lewat jalur independen. Namun syarat mengumpulkan dukungan dalam bentuk fotokopi e-KTP sebanyak 750.000 lembar diprediksi bakal berat.
"Menurut saya, Pak Ahok itu tidak perlu lewat jalur independen, karena semua partai berebut untuk mengambil Pak Ahok," kata Ketua DPW PKB DKI Hasbiallah Ilyas kepada detikcom, Senin (1/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kinerjanya tinggal sedikit dipoles. Misalnya, musim banjir datang, mesti persiapan. Jakarta jangan sampai banjir. Tata air harus dikuatkan. Ini pembuktian, bukan retorika," ujar Hasbi.
Memang, sudah ada Partai NasDem yang membuka pintu untuk Ahok menuju arena pertarungan 2017 nanti. Meski begitu, PKB masih belum menentukan siapa calon yang bakal diusung partainya pada Pilgub DKI 2017 nanti.
Menurut Hasbiallah, hajatan politik itu masih cukup lama, apalagi revisi UU Pilkada yang diwacanakan juga belum jelas betul bagaimana hasil akhirnya.
"Kita belum bisa bicara. Bagaimana mau bicara? Revisi UU Pilkada saja juga belum jelas," ujar Ketua Fraksi PKB di DPRD DKI ini.
Ahok terkesan tak memaksakan diri untuk berlaga di Pilgub DKI 2017 sebagai calon incumbent. Namun dia tetap membuka kemungkinan bila nantinya ada parpol yang ingin mendukungnya di Pilgub.
"Tergantung. Kalau ada parpol yang mau mencalonkan, kita terima," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (27/5).
NasDem melalui Ketua Fraksi di DPRD DKI Bestari Barus, menyatakan Ahok sebagai tokoh yang diperhitungkan sebagai calon kepala daerah potensial. "Dalam waktu dekat, NasDem akan menyelesaikan penjaringan calon kepala daerah. Kalau Ahok niat maju lagi dan minta dukungan ke NasDem, kita kasih,"β kata Bestari, Kamis (28/5) lalu.
Menanggapi tawaran Partai NasDem itu pun, Ahok menyebut pihaknya akan melihat situasi terlebih dahulu. Sebab, yang memiliki peranan besar dalam menentukan terpilih atau tidaknya seorang tokoh adalah rakyat.
(dnu/vid)











































