Ini Kondisi Terminal Pinang Ranti yang Jadi Bagus Setelah Direvitalisasi

Ini Kondisi Terminal Pinang Ranti yang Jadi Bagus Setelah Direvitalisasi

Idham Khalid - detikNews
Kamis, 28 Mei 2015 14:55 WIB
Jakarta - Terminal Pinang Ranti, Jakarta Timur, termasuk salah satu yang direvitalisasi bangunannya oleh Pemprov DKI Jakarta. Jika hasil pembangunan terminal Rawamangun membuat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kecewa‎ maka kondisi di Terminal Pinang Ranti tampak lebih bagus.

Bangunan terminal itu terletak di Jalan Pondok Gede Raya. Jalur masuk bus dan angkot berada di sisi kiri terminal sedangkan ‎jalur berada di sisi kanan bangunan, Kamis (28/5/2015).

Terminal ini juga dilengkapi dengan eskalator untuk menuju lantai dua bangunan utama. Eskalator itu terletak di bagian jalur masuk angkutan. Namun hanya jalur naik tangga jalan itu saja yang terlihat hidup, sedangkan untuk turun kondisinya mati. Sementara, tangga yang dibangun di jalur keluar‎ masih tangga biasa, tidak menggunakan eskalator.

Selain angkot-angkot berwarna merah, di terminal ini juga terdapat berbagai bus besar seperti Agramas, Handoyo, Pelangi, Sumber Alam, Santoso, Tunggal Dara Putera dan lainnya dengan tujuan‎ berbagai kota di Indonesia.

Jika Bus Besar‎ di Terminal Rawamangun tak bisa dimasuki bus maka beda halnya dengan di Pinang Ranti. Di sini bus ukuran besar dapat keluar masuk, hanya saja ada kendala di gerbang masuk jika supir tidak hati-hati saat mengambil ancang-ancang di jalan raya maka bus bisa mentok di troar.

"Mau masuk saja agak susah, harus hati-hati. Kalau enggak hati-hati bagian belakang bisa nyangkut pas masuk di trotoar jalur masuk. Itu aja, kalau keluar lancar, atasnya juga tinggi," ujar Sopir bus Pahala Kencana bernama Sugeng saat ditemui detikcom.

Sopir bus Handoyo bernama Ardianto mengatakan, secara umum tak ada kendala keluar masuk terminal Pondok Ranti. Namun dia mengakui supir bus harus hati-hati saat masuk sebab kondisi jalan raya yang kecil, dan harus berbelo‎k kanan ke arah jalur masuk.

‎"Jalur masuk muat sih, tapi harus hati-hati. Kalau ambil tikungnya salah, ya bisa kena (trotoar jalur masuk). Kalau buru-buru ya kena senggol pas masuknya," ujarnya.

Menurutnya, bus ukuran besar akan lebih mudah masuk kalau marka pembatas yang dipasang di tengah jalan raya di‎geser atau dimundurkan sekitar satu meter. Sehingga, sopir dapat lebih leluasa mengambil ancang-ancang sebelum berbelok kanan.

"Ini kan bus besar. Lebih bagus sih kalau marka itu dimundurin, jadi ambil haluannya enak. Cuma itu aja, enggak ada masalah lain," katanya.

(Idham Khalid/Nala Edwin)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads