Kesederhanaan Dosen Pemilik Harta Rp 6 Miliar di Mata Civitas Unair

Seleksi Hakim Agung

Kesederhanaan Dosen Pemilik Harta Rp 6 Miliar di Mata Civitas Unair

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Rabu, 27 Mei 2015 09:15 WIB
Lanny Ramli (dok. facebook lanny ramli)
Surabaya - Memiliki asset mencapai Rp 6 miliar tidak membuat Dr Lanny Ramli jemawa. Jika belum jebol, ia tidak akan membeli sepatu baru. Begitu juga dengan baju, ia belum menggantinya jika masih pantas. Ada baju koleksinya yang berumur hingga 15 tahun.

Dosen yang maju sebagai calon hakim agung dikenal sebagai sosok yang menyenangkan di tempat ia mengajar, Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH Unair) Surabaya. Pegawai, dosen, dan mahasiswa juga mengenalnya sebagai dosen yang bersahaja.

"Orangnya ramah, tidak membeda-bedakan, supel. Pokoknya enak kalau diajak bicara," ujar pegawai Tata Usaha FH Unair, Sigit kepada detikcom, Rabu (27/5/2015).

Sigit mengatakan, meski Lanny lebih senior dari dirinya, tetapi Lanny tidak menunjukkan kesenioran itu. Bahkan Lanny seperti menganggap Sigit adalah adik dan temannya sendiri sehingga obrolan mereka lebih akrab.

"Pas saya datang ke sini, Bu Lanny sudah ada. Dia ngajar sekitar 20 tahunan," lanjut Sigit.

Di kalangan dosen, Lanny juga merupakan seorang rekan kerja yang menyenangkan. Lanny juga tidak pernah dikabarkan berkonflik dengan sesama rekan kerjanya.

"Bu Lanny itu bagus performanya dan punya komitmen," ujar salah satu dosen rekan kerja Lanny, Iqbal Felisiano.

Iqbal mengatakan, Lanny adalah Kepala Unit Konsultasi dan Bantuan Hukum (UKBH) yang memiliki fungsi untuk memberikan layanan konsultasi hukum dan bantuan hukum bagi masyarakat. Kebetulan Iqbal adalah salah satu stafnya sehingga dosen 28 tahun itu lebih mengenal Lanny di dalam UKBH.

"Bu Lanny itu punya komitmen tinggi. Dia selalu menemani klien kapan pun waktunya, padahal dia juga sibuk. Sabtu-Minggu terkadang juga masuk, biasanya melakukan survey. Padahal di UKBH kami melakukan pembelaan tanpa dibayar," lanjut Iqbal.

Mengenai kesederhanaan Lanny, Iqbal menyebut bahwa Lanny yang mengajar mata kuliah hukum perburuhan itu memang sederhana dalam berbusana. Lenny disebut Iqbal jika datang ke kampus menggunakan mobil hatchback merek China (Geely)

"Kalau soal karaoke, Bu Lanny suka karaoke. Tapi biasanya anaknya yang ngajak. Saat melihat ibu mereka sedang stres, dua anaknya lalu ngajak ibunya karaoke," pungkas Iqbal.

Mantan dosen Lanny, Suherman mengatakan jika Lanny adalah seorang dosen yang kritis. Lanny disebut Herman juga sangat hemat dan pandai mencari uang dengan memanfaatkan berbagai peluang.

"Dulu Lanny itu mahasiswa saya, sekarang jadi rekan kerja saya," ujar Suherman.

Pria 70 tahun itu mengatakan, baik semasa menjadi mahasiswa dan rekan kerja, Lanny adalah pribadi yang kritis. Apapun yang tak kena di hatinya, selalu ingin diutarakannya.

"Dulu dia (Lanny) juga jualan ke sesama dosen," lanjut Suherman.

Suherman menyebut bahwa Lanny pernah berjualan kartu nama, kartu lebaran, kue lebaran, dan baju. Dan Suherman ingat bahwa Lanny pernah meminjam uang ke bank untuk membesarkan bisnisnya.

"Dia mulai berjualan setelah berpisah dengan suaminya. Itu pas dia sudah jadi dosen dan masih menempuh S2 di Unair juga," cerita Suherman.

Di kampus hukum Unair, tidak ada mahasiswa yang tidak kenal Lanny. Lanny adalah dosen idola. Gaya mengajarnya yang ceplas-ceplos dan tidak memposisikan dirinya sebagai dosen membuat para mahasiswa memenuhi kelas yang diampunya.

"Baik, asyik, tegas, dan disiplin," ujar salah satu mahasiswa fakultas hukum semester VI, Fauzia.

Fauzia mengatakan, cara mengajar Lanny adalah dengan mengajak mahasiswanya berdialog. Semua tuturan dari mahasiswa didengarkan dan didiskusikan bersama.

"Bu Lanny malah tidak seperti dosen bagi kami, justru seperti kawan. Bila menemui hal yang sulit, kami bisa mengirim masalahnya melalui email," lanjut Fauzia.

Mahasiswa semester IV, Mega Indah juga setali tiga uang dengan Fauziah. Mega menganggap Lanny adalah dosen yang tidak pelit ilmu.

"Wawasannya luas, keren, dan yang paling penting down to earth," ujar Mega.

Mega menilai bahwa dosennya tersebut layak untuk jadi hakim agung meski dengan risiko ia tidak akan diajar lagi oleh dosen favorit itu.

"Ketika seseorang berproses, harus didukung. Nggak akan ada manfaatnya bila seeorang yang bisa maju tetapi malah dihambat," pungkas Fauziah.

Nama Lanny kini sudah dikantongi Komisi Yudisial (KY) bersama 17 calon hakim agung lainnya. Jika dinyatakan memenuhi kualifikasi sebagai hakim agung, nama Lanny lalu disodorkan ke DPR untuk menyetujuinya. Apakah DPR terpikat dengan calon hakim agung yang sederhana?

(Imam Wahyudiyanta/Andi Saputra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads