PTCA menilai diplomat senior Kemlu RI tersebut layak mendapat penghargaan atas perannya sebagai teladan dalam keberagaman dan perbedaan serta kontribusinya pada masyarakat.
Konjen Umar dalam sambutannya mengatakan bahwa keberagaman dapat menjadi sumber konflik lantaran ada perbedaan yang akhirnya menimbulkan rasa tidak aman antara satu sama lain.
"Untuk itu, kini tantangannya adalah saling mengerti dan memahami keberagaman dan perbedaan tersebut, sehingga memunculkan kembali rasa aman dengan sesama," ujar Umar, sebagaimana disampaikan kepada detikcom, Selasa (26/5/2015).
Konjen Umar dinominasikan oleh Indonesian American Business Council (IABC), sebuah organisasi non-profit yang menaungi para pebisnis Indonesia dan Amerika yang ingin mengembangkan business networking antar kedua negara.
Sebelumnya Umar menyampaikan bahwa IABC merupakan mitra kerja dalam menjalankan tugas sebagai Konsul Jenderal RI di Los Angeles, karena ada kesamaan visi, yaitu memajukan masyarakat dan diaspora Indonesia beserta penerusnya di AS.
Umar juga dinilai memberi perhatian besar pada perkembangan Indonesian American di AS, yang diyakini pada akhirnya akan berperan dalam mempererat hubungan antar kedua negara.
Sementara itu Presiden IABC Harry Chou mengatakan bahwa Umar sejak kedatangannya di Los Angeles 7 bulan lalu telah memperlihatkan dedikasi tinggi pada masyarakat Indonesia.
"Baik dari sisi pelayanan masyarakat, peningkatan hubungan bisnis dan perdagangan antara Indonesia dan AS," jelas Harry pada seremoni yang berlangsung pada Minggu (24/5/2015).
Menurut Harry, Umar juga terlibat aktif dalam berbagai diskusi dengan kalangan akademisi, serta interaksi tinggi dengan berbagai kelompok masyarakat Indonesia.
"Hal inilah yang menjadi alasan kuat bagi IABC untuk menominasikan Konjen Umar Hadi sebagai penerima penghargaan di bidang Public and Community Relationship," pungkas Harry.
Penghargaan dari Pacific Trade and Culture Alliance telah mendapat pengakuan dari Anggota Kongres AS Ed Royce dari Distrik 39 California, Dewan Kota, dan Walikota setempat.
Penghargaan diberikan pada perayaan Asian Pacific American Heritage setiap tahun pada bulan Mei. Ajang ini sekaligus merupakan kesempatan bagi komunitas Asian American untuk menampilkan kesenian dan kebudayaannya masing-masing.
Indonesia melalui ITPC Los Angeles memanfaatkan acara tersebut untuk promosi sejumlah produk dan seni budaya Indonesia melalui penampilan Tari Jaipong oleh 4 orang mahasiswa asing dari Santa Monica College, di bawah koordinasi dosen Sri Susilowati dari Indonesia.
(Eddi Santosa/Eddi Santosa)