Para bocah pun ramai-ramai meraba batu kristal berwarna ungu seberat 800 kilogram.
"Keren batunya," ucap seorang bocah lelaki bersama tiga teman sebayanya sewaktu menyambangi ruang Geologi Indonesia di Museim Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (25/5/2015).
Lokasi museum yang berjarak sekitar 100 meter dari Gedung Sate ini setiap harinya ramai dikunjungi para pelajar tingkat TK hingga SMA untuk kegiatan studi tour plus wisata edukasi. Tengah siang tadi rombongan pelajar SD dan SMP dari luar Kota Bandung berkesempatan menyusuri ruang koleksi baru khusus batu akik dan mulia.
"Pegang coba. Kristalnnya menonjol, warna batunya bagus. Biasanya buat cincin akik," kata bocah perempuan berseloroh kepada rekan-rekannya.
Puluhan bocah lainnya tak mau kehilangan momen. Mereka ramai-ramai menyentuh dan meraba batu kristal ametis atau kecubung ukuran raksasa sambil foto bersama serta berpose selfie. Wajah girang terpancar dari para bocah-bocah tersebut usai memegang langsung batu kecubung yang sengaja tidak 'dikurung' etalase kaca.
Bukan hanya kalangam anak-anak usia dini, animo pengunjung dewasa pun terlihat antusias di ruangan tersebut. Selain memamerkan batu asal Indonesia, pihak Museum Geologi menampilkan aneka koleksi batu beragam ukuran seperti Lapis Lazuli dari Afganistahan, Amethyst Geode atau Kecubung dari Brazil dan Caramel Quartz dari Madagaskar.
(Baban Gandapurnama/Indra Subagja)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini