"Pengusulan Pak Ali menjadi pahlawan nasional kelihatannya kalau untuk tahun ini belum bisa terlaksana karena kita baru dapat persyaratannya. Jadi untuk tahun 2015 ini sudah lewat," ujar Tarida, cucu dari Ali Sastroamidjojo, usai mengikuti acara mengenang Ali Sastroamidjojo di Komplek Gedung Merdeka, Kamis (21/5/2015) malam.
Jasa Ali Sastroamidjojo untuk bangsa Indonesia khususnya cukup besar, terutama terkait dengan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Keluarga pun sebetulnya baru tersadar Ali sastroamidjojo belum menjadi pahlawan nasional pada tahun 2010 lalu.
"Sebenernya gini, pada intinya keluarga berpikir untuk gelar pahlawan itu diberikan oleh negara. Itulah kenapa selama ini kita enggak pernah mengurus. Banyak pihak yang kaget juga kalau ternyata Pak Ali belum menjadi pahlawan nasional, karena ternyata harus diusulkan oleh komunitas," ucapnya.
Namun bagi keluarga bukan gelar yang terpenting. Keluarga hanya ingin jasa dari pria kelahiran Grabag Merbabu ini terus dikenang terutama bagi generasi muda penerus bangsa.
"Bukan tujuan kita Pak Ali mendapatkan gelar pahlawan, tapi jasa itu kita sampaikan dan perlu diluruskan untuk generasi berikutnya. Kalau negara merasa jasa Pak Ali belum cukup untuk bangsa Indonesia, itu yang perlu kita pertanyakan. Apa yang membuat kendala sehinga nama beliau seolah terlupakan," tegas Tarida.
Seperti diketahui, jasa Ali Sastroamidjojo begitu besar, terutama jasanya dalam Konferensi Asia Afrika. Namun sayangnya, setiap kali pelaksanaan peringatan KAA, negara tidak pernah mengundang keluarga dari 'Macan' Asia Afrika tersebut.
"Baru HUT KAA ke 55 lalu kami diundang, sebelumnya tidak pernah. Itupun bukan negara yang mengundang, tapi pihak Museum KAA. Peringatan KAA ke-60 kemarin juga kami hanya menghadiri acara yang dibuat oleh Museum. Kami tidak mengikuti rangkaian acara yang dilakukan oleh panitia nasional, maupun Wali Kota Bandung," ungkapnya.
(Avitia Nurmatari/Triono Wahyu Sudibyo)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini