Kisah-kisah di Balik Suksesnya Tim SAR Angkat Jenazah Erri

Pendaki Jatuh di Kawah Merapi

Kisah-kisah di Balik Suksesnya Tim SAR Angkat Jenazah Erri

Triono WS - detikNews
Rabu, 20 Mei 2015 12:06 WIB
Kisah-kisah di Balik Suksesnya Tim SAR Angkat Jenazah Erri
Dok Detikcom
Jakarta - Sukses! Ya, evakuasi jenazah Erri Yunanto (21) dari kawah Gunung Merapi benar-benar sukses. Jenazah berhasil diangkat dan tim SAR tak mengalami insiden apapun. Padahal medan sangat membahayakan. Bagaimana ceritanya?

Ada puluhan tim SAR gabungan ikut dalam proses evakuasi. Mereka bergerak sejak Erri hilang, Sabtu (16/5). Dua hari kemudian, jenazah mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta itu baru terlihat di kawah. Karena hari sudah gelap, evakuasi dihentikan, Senin (18/5).

Ada 6 orang yang 'terpilih' masuk ke kawah. Bakat Setyawan alias Lahar, Endro Sambodo, Andry Suzanto, Muchsin, Rahmadiono dan Ridho. Lahar merupakan relawan Barameru Boyolali, sedangkan lima nama terakhir berasal dari SAR DIY.

Selasa (19/5) kemarin, mereka turun ke kawah dengan menggunakan tali. Tak sampai 2 jam, tim berhasil mengangkat jenazah Erri dari kedalaman 200 meter. Kemudian mereka membawa jenazah turun ke pos dan rumah sakit. Sebagian anggota SAR bahkan mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir di Sleman, DIY, Selasa (19/5) malam.

1. Tahu Karakter

Foto: Dok SAR DIY
Kepala Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, yang ikut dalam evakuasi mengatakan, perlu keberanian dan kemampuan memadai untuk masuk ke kawah. Ada ancaman gas beracun, bebatuan yang labil, dan suhu panas. Temperatur di dalam kawah bahkan bisa mencapai 420 celcius.

6 Orang yang terpilih masuk ke kawah, bukan personel biasa. "Mereka tahu jalur-jalurnya dan karakter Merapi," kata Agus.

2. Peralatan

Foto: Dok SAR DIY
Selain bekal kemampuan, personel SAR gabungan juga dibekali alat. Sebelum masuk ke kawah, kamera suhu milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dipasang untuk mengetahui suhu kawah. Tim yang masuk kawah memakai peralatan khusus agar tidak terdampak suhu panas.

"Ternyata sangat berguna sekali," kata salah satu anggota SAR DIY, Pristiawan.

3. <i>Timing</i>

Foto: Dok SAR DIY
Tim SAR turun secara vertikal ke kawah sekitar pukul 10.00 WIB, Senin (18/5). Waktu itu dipilih dengan pertimbangan matahari sudah tegak lurus dengan kawah, sehingga CO2 di dalam kawah terbakar oleh sinar matahari.

Bakat Setyawan alias Lahar dan Endro Sambodo adalah 2 personel yang kebagian jatah turun ke kawah. Keduanya bekerja cepat. Dalam waktu 90 menit, mereka sudah berada di kawah, mengikat jenazah dengan kuncian khusus, lalu cepat-cepat naik. Evakuasi tak tuntas karena hari sudah gelap.

Selasa (19/5) pagi, evakuasi dilakukan lagi. Kali ini tak perlu turun karena hanya mengangkat jenazah yang sudah diikat. Pada pukul 11.41 WIB, jenazah sukses diangkat ke bibir kawah, lalu dievakuasi ke pos pendakian.

"Kami harus mengambil risiko karena harus selesai dalam sekali kerja, jadi tidak turun untuk kedua kalinya," kata Bakat.

4. Tim Solid

Foto: Dok SAR DIY
Ada berbagai personel SAR di tim evakuasi. Mereka berperan sesuai tugas dan fungsinya. Bakat Setyawan alias Lahar mengakui tim yang solid adalah salah satu faktor penting kesuksesan evakuasi.

"Relawan yang masuk ke dalam kawah, tidak akan bisa berbuat banyak tanpa dipandu oleh tim yang bertugas di bibir kawah. Koordinasi yang luar biasa matang," ujar relawan yang turun ke kawah, Bakat Setyawan alias Lahar.
Halaman 2 dari 5
(try/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads