Praktik jual beli ijazah di belasan kampus se-Jabodetabek ini dibeberkan oleh Menristek Dikti M Nasir. Kementerian yang dipimpin Nasir menerima laporan dari masyarakat soal pratik jual beli ijazah ini.
Menariknya, yang melapor adalah masyarakat yang sudah mencoba membeli ijazah dan berhasil. Tanpa bersusah payah dan hanya bermodal rupiah, si pembeli ijazah langsung bisa menyandang gelar sarjana.
"Laporan yang mengadukan ke saya, harganya Rp 16-25 juta untuk S1. Ada yang dijual Rp 20 juta, ada juga yang Rp 18 juta. Semua di Jabodetabek," kata Menristek Dikti M Nasir saat berbincang, Rabu (20/5/2015).
Nasir juga menerima laporan pratik jual beli ijazah dari kampus di luar Jabodetabek. Namun dia belum tahu kisaran harga jual ijazah tersebut.
Sejauh ini laporan yang masuk ke kementeriannya juga baru untuk ijazah S1, belum ada untuk S2 ataupun gelar lainnya. Namun Nasir memastikan kementeriannya akan melakukan penyelidikan lebih jauh dan membongkar habis praktik kotor yang mencederai dunia pendidikan Indonesia ini.
"Saya concern betul dengan kasus ini. Kita sekolah jungkir balik siang malam untuk lulus, eh ini ada yang enak-enakan jual beli ijazah. Saya geram," ujar mantan Rektor Undip ini.
(Ahmad Toriq/Indra Subagja)