Pakai Ijazah Palsu, Petugas Forensik Ini Dipenjara dan 700 Kasusnya Diragukan

Bahaya Jual Beli Ijazah

Pakai Ijazah Palsu, Petugas Forensik Ini Dipenjara dan 700 Kasusnya Diragukan

Rachmadin Ismail - detikNews
Rabu, 20 Mei 2015 06:53 WIB
Dok. BBC
Jakarta - Gene Morrison, pada tahun 2007 lalu pernah divonis penjara lima tahun akibat terbukti memakai ijazah palsu. Psikolog forensik kepolisian itu juga ditinjau ulang semua laporannya selama 26 tahun terakhir karena diduga dihasilkan dengan cara yang tidak profesional.

Sebuah gambaran betapa berbahayanya masalah pemalsuan dokumen tersebut.

Dikutip dari BBC, Morrison ternyata selama bertugas sudah menipu hakim, pengacara dan polisi yang menggunakan 'jasa' forensiknya. Akibatnya, 700 kasus yang pernah ditangani pria asal Hyde, Manchester, itu selama 26 tahun harus ditinjau ulang.

"Pria itu seorang pembohong yang kompulsif," kata hakim Jeffry Lewis saat menjatuhkan vonis atas 20 dakwaan.

Morrison disebut sudah menggelontorkan 250 ribu poundsterling untuk meminta saran ahli dan membeli ijazah untuk kualifikasinya dari universitas abal-abal. Berbekal hal tersebut, lewat perusahaannya Criminal and Forensic Investigations Bureau (CFIB), Morrison diminta untuk memberikan sejumlah bukti di persidangan. Dan ternyata, banyak laporannya berasal dari informasi copy paste dari internet.

"Terdakwa tidak punya keahlian untuk bicara. Bisnisnya hanya untuk membangun kebohongan demi kebohongan," kata hakim.

Morrison mengaku dia sudah bekerja sebagai penyidik forensik sejak tahun 1977. Kala itu, dia membeli ijazah sampai gelar doktor di bidang kriminologi. Semua diperolehnya bukan lewat pendidikan yang benar.

Jual beli ijazah di luar negeri juga marak terjadi. Baru-baru ini, New York Times membuat laporan soal praktik penipuan via online yang diduga dilakukan sebuah perusahaan IT yang berbasis di Pakistan.

Berkedok kuliah via internet, perusahaan tersebut membuat para pencari gelar tertipu. Laporan berita soal perusahaan dibuat-buat. Para profesornya adalah aktor bayaran. Kampus tersebut hanya merupakan stok foto di server komputer.

Perusahaan itu secara agresif mencari sekolah dan situs yang tampak menonjol di mesin pencari. Hal itu dilakukan untuk memikat pelanggan potensial. Untuk meningkatkan keuntungan, agen tersebut sering menindaklanjuti dengan tipu muslihat termasuk meniru pejabat pemerintah Amerika, untuk membujuk pelanggan untuk membeli sertifikasi mahal atau dokumen otentik.

Di Indonesia, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengatakan ada 18 kampus yang diduga melakukan jual beli ijazah tanpa kuliah. Praktik sudah berlangsung selama lima tahun terakhir.

(mad/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads