"Jadi begini, hari ini ada 4 Kapal AL, kapal perang, yang berpatroli di perairan utara Sumatera, Aceh dan Sumut," jelas Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Fuad Basya saat dihubungi, Senin (18/5/2015).
Selain 4 KRI, Fuad menambahkan patroli juga dilakukan TNI AL melalui udara dengan mengerahkan 1 pesawat Cassa. Dia menjelaskan, biasanya, di kawasan utara Sumatera, hanya dijaga 1 KRI yang berpatroli.
"Sejak kita mengetatkan patroli, tak ada kapal yang mendekat. Mungkin mereka melihat sendiri kapal kita. Kemarin ada 1 kapal patroli yang melihat 1 kapal mendekat, namun kemudian tidak jadi masuk," jelasnya.
Lantas, apa instruksi dari atasan?
"Jadi begini, tugas dan tanggung jawab TNI itu menjaga kedaulatan negara di laut, darat dan udara, agar jangan sampai ada orang ke Indonesia masuk tanpa dokumen dan izin yang sah. Makanya mereka (4 KRI) berpatroli di sana," jawab Fuad.
Pada Minggu (17/5) kemarin, ada sekitar 1.200 imigran masuk ke Indonesia memakai perahu nelayan Indonesia. Hal tersebut dikhawatirkan TNI sebagai modus baru.
"Kita harapkan nelayan di sekitar sana jangan sampai ikut aktif menjemput imigran gelap masuk ke wilayah kita. Sudah ada 4 KRI di sana. Kita mencegah agar jangan sampai mereka masuk ke wilayah Indonesia, itu tanggung jawab TNI. Namun kalau mereka sudah telanjur masuk, kita serahkan ke Kemenlu," tandas Fuad.
Sebelumnya, selain ke Indonesia, manusia perahu dari Bangladesh dan Rohingya itu menuju Malaysia dan Indonesia. Ketiga negara menolak untuk mengizinkan kapal yang membawa para pencari suaka untuk bersandar. Malaysia dan Indonesia-pun mengakui, keduanya telah mengusir kapal yang mendekat. Kelompok imigrasi internasional menduga, ribuan orang kini masih berada di antara laut Indonesia-Malaysia, tak jelas kemana tujuannya, demikian dilansir BBC.
Di samping adanya kebijakan ini, sekitar 1.100 orang telah mendarat di Malaysia, dan setidaknya 1.350 orang diselamatkan dan dibawa ke darat oleh nelayan dari provinsi Aceh, Indonesia.Perwakilan dari Thailand, Malaysia dan Indonesia bertemu di Malaysia untuk membahas masalah tersebut, pekan ini.Myanmar dilaporkan menolak untuk bergabung dalam pertemuan ini.
(Nograhany Widhi K/Triono Wahyu Sudibyo)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini