Remaja yang berprofesi sebagai kuli bangunan ini sempat dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara Polda Sulselbar, di jalan Mappaodang. Namun akibat luka tusuk di pinggang kiri dan lengan atasnya, serta dada kiri yang membengkak dan kepala berlumuran darah, akhirnya korban meninggal dunia di ruang ICU rumah sakit Bhayangkara, sekitar pukul 22.00 wita.
Menurut keterangan Rudi (24), rekan korban yang ditemani berboncengan saat kejadian, pada anggota Reskrim Polsek Panakukang, saat kejadian ia berboncengan dengan korban menggunakan sepeda motor Suzuki Satria, dari tempat kerjanya di Proyek kampus Unifa, jalan Racing Center, hendak menuju jalan Boulevard, Panakukang, untuk menerima upah kerjanya yang rutin diterima di akhir pekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendapat serangan tiba-tiba, Rudi kabur menyelamatkan diri. Saat Rudi lari, dari kerumunan warga terdengar teriakan jambret, hingga memancing emosi warga lainnya.
Sedangkan Henri tertinggal di lokasi kejadian higga ia menjadi bulan-bulanan massa yang mengira Henri sebagai pelaku jambret.
"Saya bukan jambret, saya cuma lari untuk menyelamatkan diri ke lokasi proyek saya di kampus Unifa, tidak jauh dari lokasi kejadian, untuk minta bantuan pada teman-teman, sedangkan Henri tertinggal hingga dikeroyok massa," ujar Rudi.
Jenazah Henri kini masih di ruang ICU. Beberapa anggota keluarganya berdatangan dari Bantaeng untuk menjemput jenazah Henri.
Sementara itu, aparat Polsek Panakukang masih menyelidiki kasus aksi main-hakim sendiri yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Anggota Polsek Panakukang masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian.
(mna/imk)











































