Lomba Panjat Pinang Diusulkan Dihapus, Fahri: Kebersamaan Itu Nasionalisme!

Lomba Panjat Pinang Diusulkan Dihapus, Fahri: Kebersamaan Itu Nasionalisme!

- detikNews
Jumat, 15 Mei 2015 14:31 WIB
Jakarta - Sejarawan yang juga pendiri Komunitas Historia Asep Kambali, mengusulkan perlombaan seperti panjat pinang, makan kerupuk dan lainnya tak lagi diperlombakan untuk perayaan 17 Agustus, karena tak relevan dengan semangat nasionalisme. Wakil ketua DPR Fahri Hamzah menilai justru kebersamaan dalam lomba itu adalah nasionalisme.

"Nggak perlu dipersoalkan. Soal nasionalisme itu cakupannya luas. Kegembiraan masyarakat itu juga nasionalisme, kebersamaan juga nasionalisme, meleburnya tiap tetangga dalam perayaan itu juga nasionalisme," kata Fahri Hamzah saat dimintai tanggapan, Jumat (15/5/2015).

Fahri menilai, berbagai kegiatan dan perlombaan pada 17 Agustus yang rutin digelar masyarakat sebagai bentuk perayaan hari kemerdekaan, memang tidak melulu berkorelasi dengan nasionalisme. Tapi pada sebagiannya juga masih relevan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya memang sekarang banyak peringatan kayak tidak relevan, bukan dengan nasionalisme, tapi dengan konteks kegiatan itu sendiri. Tapi tidak bisa dihindari masih banyak relawan orang-orang yang pakai pakaian tentara, naik ontel, bawa bambu runcing, setelah itu ada hiburan sampai sorenya nggak perlu dipersoalkan," papar politisi PKS itu.

"(Panjat pinang dan lain-lain), itu modifikasi saja. Dan modifiaksi dalam arti pemerintah kalau mau, dapat mensosialisasikan jenis-jenis kegitan yang lebih postif," imbuhnya.

Sebelumnya, sejarawan Asep Hambali menilai perayaan 17 Agustus dengan panjat piinang, makan kerupuk dan lainnya justru menjauhkan bangsa Indonesia dari nilai-nilai nasionalisme.

"Apa arti merayakan kemerdekaan dengan panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, yang justru tak membangkitkan semangat nasionalisme," terang Asep, Jumat (15/5/2015).

Asep menuturkan, panjat pinang dimulai sejak era Belanda, kemudian dilestarikan di masa orde baru, dan syukurnya mulai memudar di era reformasi. Asep melihat tak ada edukasi lewat panjat pinang atau balap kerupuk. Yang namanya team building, kebersamaan, dan lainnya itu hanya semu.

"Panjat pinang itu saling menginjak untuk dapat hadiah. Panjat pinang menjauhkan masyarakat Indonesia dari nilai sejarah," urai dia.

(bal/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads