Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara merupakan pulau ujung Sulawesi yang perbatasan dengan negara Filipina. Pulau yang terdiri dari 102 ribu penduduk itu harus terbiasa dengan seringnya listrik mati dan susahnya air bersih.
Menurut salah satu warga, Gideon Maradia dalam sehari warga di Kabupaten Talaud harus membiasakan diri dengan seringnya mati lampu. Bahkan dalam sehari bisa berkali-kali PLN mematikan lampu.
"Sudah sejak lama persoalan sering mati lampu disini. Bahkan bisa berkali-kali," terang Gideon di rumah dinas Bupati Talaud, di kota Melonguane, Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (14/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini pemadam kebakaran lebih sering membantu menyuplai air ke warga daripada memadamkan api kebakaran karena warga sering kekeringan jika musim panas dan listrik yang sering mati," terang Gideon.
Warga lainnya, Oswan Tinenta juga menuturkan hal yang sama. Selain kedua persoalan tersebut, sulitnya bahan bakar juga menjadi kendala.
"Jika ingin membeli bahan bakar warga harus beli dipengecer Rp 10.000 terkadang jika lagi sedikit bisa mencapai Rp 25.000. Karena disini tidak ada SPBU," terang Oswan.
Oswan yang juga Kasubag Rumah Tangga Bupati mengaku bahan baku rumah tangga juga berbeda-beda di Kabupaten Talaud. Dimana jika di kota Melonguane harga bahan baku lebih mahal dibandingkan kecamatan lainnya.
"Karena di sini rata-rata PNS jadinya lebih mahal. Tapi kalau di kecamatan lebih murah," tutup Oswan.
(spt/aan)