Bendera tengkorak hitam yang biasa dipakai bajak laut, menjadi simbol kinerja di Polresta Palembang, Sumatera Selatan. Kepala Unit (Kanit) yang dinilai lamban mengungkap kasus, diberi bendera hitam ini.
Situasi itu diterapkan di Satuan Reserse Narkoba, Polresta Palembang. Kasat Resnarkoba, Kompol Maruly Pardede menyatakan, satuannya terdiri dari enam unit yang dipimpin Kanit. Selama dua bulan terakhir, diberlakukan penilaian secara menyeluruh terhadap masih-masing Kanit dan anggotanya.
"Siapa yang paling lelet dalam mengungkap kasus narkoba, akan kita serahkan bendera warna hitam bergambar tengkorak," kata Maruly di Palembang, Rabu (13/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kita berikan, karena dari enam Kanit yang ada, dia paling sedikit. Ini saya berlakukan untuk memacu kinerjanya, agar lebih giat dalam mengungkap peredaran narkoba di Palembang ini," kata Maruly.
Tidak sekadar menerima bendera tengkorak saja. Lebih dari situ, lanjut Maruly, bagi Kanit yang menerima bendera tengkorak sampai tiga kali, maka pihaknya akan mengevaluasi jabatan tersebut.
"Bagi Kanit yang pernah menerima sampai tiga kali bendera hitam secara berturut-turut, maka jabatan Kanit akan kita evaluasi," tegas Maruly.
Sedangkan bagi Kanit yang berprestasi bersama anggotanya, secara otomatis mendapat penghargaan. Penghargaan itu bisa berupa bentuk promosi, termasuk juga hadiah voucher belanja.
Dalam penilaian sejak Maret lalu, pengungkapan kasus narkoba penyidik terbaik diterima Brigadir Atyanto, kedua Brigadir Guntur, ketiga dipegang Brigadir Anugrah. Untuk bulan April, terbaik pertama diberikan pada Brigadir Simbolon, Bripka Suliadi, dan ketiga diraih Bripka Deli.
"Kita memberikan apresiasi ini agar tim kita di lapangan benar-benar bekerja maksimal dalam mengungkap peredaran narkoba. Bagi yang tidak maksimal, ya tentunya akan kita evaluasi," tutup Maruly.
(cha/rul)