Kebun Binatang Ragunan Siapkan Jambul Kuning Supaya Kuat di Alam Liar

#SaveSiJambulKuning

Kebun Binatang Ragunan Siapkan Jambul Kuning Supaya Kuat di Alam Liar

- detikNews
Selasa, 12 Mei 2015 16:19 WIB
Jakarta - Taman Margasatwa Ragunan mengaku belum mendapat konfirmasi apakah burung Kakatua Jambul Kuning hasil pengembalian dari masyarakat itu nantinya akan dilepasliarkan atau tidak. Pihaknya saat ini fokus pada perawatan dan karantina.

"Kita belum tahu ke depannya (apakah dilepaskan) kita diamanatkan ke sini, kita rawat," kata Kepala Humas TMS Ragunan Wahyudi Bambang kepada detikcom, Selasa (12/5/2015).

โ€ŽBurung Kakatua Jambul Kuning kini telah dimasukkan ke kandang karantina. Sesuai prosedur SOP-nya, burung langka dan dilindungi itu akan menjalani masa karantina selama tiga bulan setelah sekian lama dirawat di rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesuai prosedur SOP-nya, karantina diobservasi dulu, standarnya 3 bulan karantina. Karena karakternya ini kan berkelompok, kalau tak sekelompok dia tak mau bersatu," ujarnya.

โ€ŽHeet Keeper TMS Ragunan, Sailan menjelaskan, Kakatua Jambul Kuning yang baru dikembalikan itu kondisinya sudah tidak terlalu liar. Hal ini karena telah sering terjadinya campur tangan manusia yang memelihara burung elok nan langka itu.

Meski belum ada arahan apakah burung khas Indonesia Timur itu nantinya akan dilepaskan atau tidak, Sailan mengaku punya strategi agar si jambul kuning siap bila dilepas ke alam liar.

โ€Ž"Perlu proses juga ya, karena kemarin mereka di rumah. Setidaknya, jarang dipegang, tidak diperlakukan seperti yang di rumah, ngasih makannya ya kita taruh aja, nggak disuapain, kita bersihkan kandang, kita observasi dengan jarak yang nggak dekat," katanya dia area kandang karantina.

Sailan yakin Jambul Kuning merupakan burung yang cerdas dan 'survive' bila dikembalikan ke habitatnya. Namun yang terpenting dalam masa karantina ini adalah, menjaga kontak atau komunikasi si burung dengan manusia.

"Kalau saya pribadi, mereka ini kan notabenenya kuat, kalau dia dilepas saya yakin dia hidup. Memang alaminya dia kuat, pintar beradaptasi, pintar cari makan sendiri," tuturnya.

Untuk itu dalam merawat jambul kuning, Sailan akan membatasi intensitas bertemu dengan manusia dan tidak mengajak berkomunikasi seperti bercakap agar jambul kuning mengikuti seperti yang jamak diterapkan oleh pemelihara maupun orang yang melihat dengan dekat si burung yang memiliki kecerdasan tinggi itu. Dengan begitu maka burung tersebut tidak akan jinak lagi dengan manusia.

"Karena kalau dilepas nanti, dia lihat manusia, langsung ngikut dan jinak, ya sama saja.โ€Ž Di sini nggak kita suapi makannya, kita taruh, dia nyari sendiri, saya juga tidak mengajak berbicara," ucapnya.

Selain itu, Sailan juga berbagi cerita membedakan antara jambul kuning jantan dan betina. Menurutnya, jambul kuning betina memiliki ciri-ciri mata berwarna merah tembus. Sedangkan jambul kuning jantan matanya berwarna hitam.

โ€ŽPantauan detikcom di lokasi, kawanan jambul kuning itu tampak aktif terbang dan hinggap di kawat bagian atas kandang, beberapa saat kemudian terbang ke sisi lain. Namun beberapa burung juga tampak mendekat dengan posisi hinggap di dinding sehingga dekat dengan jarak kita berdiri.

Sailan mengatakan, reaksi jambul kuning itu seperti merasa lega karena sekarang menghuni tempat yang lebih luas. Sebab sebelumnya, biasanya di tangan pemelihara perorangan, dia dirawat di kandang yang kecil dan sempit.

"Dia kayak lega, karena sekarang tempatnya luas," pungkasnya.

(idh/mok)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads