Peletakan batu pertama pembangunan Balai Ainun Habibie ini merupakan inisiatif Pemerintah Kota Parepare untuk menghargai sosok mendiang Hasri Ainun Habibie, istri BJ Habibie yang lahir di kota Parepare, 79 tahun silam. Pembangunan balai ini juga bertepatan dengan hari pernikahan Habibie dan Ainun yang ke-53 tahun.
Meski demikian, Habibie menolak jika disebut dirinya yang sengaja meminta Balai Ainun Habibie dibangun di kota kelahirannya. Habibie mengaku terpesona dengan rasa tulus warga Parepare yang begitu mencintai sosok Ainun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibu Ainun dokter lulusan terbaik. Setelah nikah saya bilang kalau kamu maju, saya jadi bapak rumah tangga, atau saya maju kamu jadi ibu rumah tangga. Tidak mungkin dua-duanya maju. Beberapa minggu kemudian Ainun berkata: anak keluar dari rahim saya, saya yang memberi ASI, adalah wajar jika saya menjadi ibu rumah tangga, silakan kamu yang maju," papar Habibie.
Selain itu Habibie juga bercerita masa kecilnya di Parepare. Gedung Wanita yang akan dibangun menjadi Balai Ainun ini hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah tempat lahirnya, di sekitar kompleks Korem Parepare.
"Waktu sekolah di sekolah Belanda panggilan saya Rudi, tapi teman-teman saya suka panggil Udding. Siapa sangka Udding bisa berkembang seperti sekarang ini, ini rahasia Allah. Termasuk pertemuan saya dengan Ainun ini rahasia-Nya," pungkas Habibie.
Menurut Walikota Parepare, Taufan Pawe, pembangunan Balai Ainun merupakan bentuk penghargaan masyarakat Parepare pada sosok Ainun yang dianggap merupakan Kartini yang hidup di jaman modern. Proyek pembangunan gedung berlantai 3 dengan pemandangan sunset yang indah di pantai Senggol diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp 5 miliar.
Sebelum melakukan peletakan batu pertama, Habibie menyempatkan diri menyalami beberapa pasang pengantin yang mengikuti pernikahan massal di sekitar alun-alun Parepare. Kedatangan Habibie juga disambut ribuan warga dan pelajar Parepare.
(mna/try)