"Perlu tidaknya reshuffle, Jokowi yang tentukan karena kabinet Jokowi yang pilih dan presiden yang tahu persis kinerja berdasarkan data yang akurat. Tapi menurut saya kita beri waktu kepada kabinet sampai lebaran berakhir untuk segera meningkatkan kinerja," kata Daniel Johan dalam pesan singkat kepada detikcom Minggu (β10/5/2015).
Terutama kata Daniel yang juga anggota komisi IV bidang pertanian dan kehutanan DPR RI itu, peningkatan kinerja menteri dalam bidang ekonomi, khususnya meningkatkan indikator ekonomi yang saat ini sedang drop dan anjlok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agar masyarakat dapat memasuki bulan puasa dan menyambut lebaran dengan kondisi yang ringan, khusus kepada menteri perdagangan dan BUMN jangan jalan sendiri tapi kordinasi dengan menteri terkait," kritik Daniel.
Dia menyoroti beberapa indikator seperti Bulog tidak berfungsi sama sekali dalam mewujudkan kedaulatan pangan, kebijakan impor yang dilakukan selalu pada saat petani mau panen, masih leluasanya mafia pupuk dan beras, kinerja yang sangat buruk dari pupuk indonesia sehingga pupuk masih saja telat dan kosong pd saat petani masa tanam dan lainnya.
"Bila sampai lebaran indikator ekonomi masyarakat tidak membaik, sangat gawat karena masyarakat akan frustasi dan putus harapan dengan pemerintahan saat ini," tutur politisi PKB itu.
"Jadi ganti tidak ganti menteri, presiden yang putuskan. Tapi kalau kinerja mendag, BUMN dan menteri ekonomi lainnya tidak sejalan dengann nawacita, itu sama saja presiden sedang digerogoti oleh anak buahnya sendiri," pungkasnya.
(iqb/ahy)