Pada Sabtu (9/5/2015), Yuyu dan anaknya bertahan di pengungsian di Bandung. Dia masih ingat bagaimana musibah yang terjadi pada Selasa (5/5) sore itu
Yuyu menceritakan, saat itu dia sedang berkumpul bersama Ibunya, Oja (62), Bapaknya Pardi (70) dan keponakannya Neila (1 tahun) di kediamannya di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lagi di rumah ngumpul. Sama ibu, bapak keponakan. Anak-anak saya lagi main keluar," ungkap Yuyu yang tampak tegar.
Sambil berbincang, Yuyu sambil membuka kemasan obat-obatan. Yuyu rupanya kurang enak badan pasca musibah yang menimpa kampungnya. Sementara di depan Yuyu ada anak perempuannya yang sedang menyantap nasi bungkus.
"Enggak ada tanda-tanda, langsung aja tanah turun gitu. Semuanya lari-lari," kisah Yuyu.
Yuyu menyelamatkan diri, begitupun anggota keluarganya yang lain. Namun ibu, bapak dan keponakannya tak terselamatkan.
"Padahal saya dan ibu saya itu jaraknya hanya sekitar satu meter. Tapi mau bagaimana lagi. Namanya bencana ya sudah terjadi ikhlas saja walaupun susah," ujarnya.
Kini Yuyu tinggal di pengungsian bersama suami dan tiga anaknya. Yuyu berharap pemerintah segera merelokasi.
"Katanya mau direlokasi, karena enggak mungkin kembali lagi," katanya.
Berdasarkan informasi BPBD Kabupaten Bandung, sudah 5 orang tewas yang ditemukan, yakni Iran Subarna (55), Oja (62), Naila (1 tahun), Pardi (70), Nurul (11). Sementara yang diduga tertimbun dan masih dalam pencarian yakni Wiwi, Dedeh Asep Juju dan Ayi.
(avi/rul)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini