Peristiwa ini terjadi di Sano Sansar Pre School, Satungal, Nepal, Sabtu (9/5/2015). Belasan anak-anak itu sebagian mengenakan pakaian tradisional Nepal dan yang lainnya memakai pakaian yang paling cantik.
Lalu, belasan anggota Tim Indonesia Peduli Nepal yang dikomandani Direktur Tanggap Darurat BNPB Junjungan Tambunan dan Kolonel Inf Senmart Tonda serta didampingi oleh kepala sekolah Rasmita Maharjan mengajak anak-anak bermain bola bernyanyi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan ini sehari ceria bersama Indonesia, kita mengajak anak-anak usia PAUD agar mereka tidak trauma kejadian tanggal 25 April lalu. Kita berceria, bernyanyi dan memberikan makanan ringan sehingga mereka juga merasakan kebersamaan dengan Indonesia," ujar Tonda di lokasi.
Selain bermain bola bernyanyi, anak-anak juga bermain ular panjang khas Indonesia. Mereka tampak riang hingga Tonda pun sempat berjoget bersama anak-anak.
Menurut Kepala Sekolah Rasmita, sekolahnya memiliki 70 siswa dari 4 sub distrik di Satungal. Namun sekolah masih ditutup pada hari ini, sehingga hanya belasan siswa yang bisa hadir.
"Pasca gempa terjadi, anak-anak sangat ketakutan. Waktu gempa itu hari Sabtu, sekolah libur, tapi mereka jadi takut untuk masuk ke dalam gedung sekolah," kata Rasmita.
"Sehingga kita pindahkan kegiatan di sini (bangunan terbuat dari bambu). Kita sampai harus meyakinkan orangtua mereka kalau gedung sekolah aman. Kita akan membuka kembali sekolah pada 15 Mei nanti," tambahnya.
(vid/aan)