"Saya diutus duduk di watu gilang," ujar Gusti Mangkubumi di Ndalem Wironegaran yang juga merupakan kediamannya di kawasan Keraton, Yogyakarta, Jumat (8/5/2015) malam tadi.
Watu Gilang ini berada di Kampung Kedhaton (Dalem) yang terletak di kawasan Kotagede tidak jauh dari Masjid agung Mataram ke arah selatan. Merujuk pada data di Dinas Pariwisata DIY, Watu Gilang ini dipercaya sebagai tahta raja-raja mataram Islam, berupa papan batu berwarna hitam legam. Pada sisi batu itu terdapat prasasti atau semacam tulisan grafiti dalam berbagai bahasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panembahan Senopati yang bernama asli Danang Sutawijaya adalah pendiri Kesultanan Mataram yang memerintah sebagai raja pertama pada tahun 1587-1601. Dia dianggap sebagai peletak dasar-dasar Kesultanan Mataram.
Danang Sutawijaya adalah anak dari Ki Ageng Mataram yang mendapatkan wilayah alas Mentaok di Kotagede. Danang kemudian memberontak kepada Kerajaan Pajang dan mengangkat dirinya sebagai raja Mataram bergelar Panembahan Senopati.
Kerajaan Mataram yang berpusat di Kotagede pun makin membesar dan menguasai daerah kekuasaan Kerajaan Pajang setelah jatuh akibat perang saudara.
Dengan diperbolehkannya GKR Mangkubumi duduk di Batu Gilang ditambah adanya poin-poin dalam Sabda Raja, maka hal itu memunculkan anggapan bahwa GKR Mangkubumi dipersiapkan menjadi ratu. Sultan dalam konferensi pers kemarin menyatakan dia tidak bisa memaknai lebih jauh Sabda yang berasal dari wahyu yang didapatnya secara gaib itu.
(fjp/trq)