"Kedatangan Presiden Joko Widodo akan mempertegaskan langkah Pemerintah dalam percepatan pembangunan Kepulauan Maluku," kata Perencana Bappenas Velix Wanggai dalam keterangannya, Jumat (8/5/2015).
βMantan Staf Khusus Presiden SBY bidang pembangunan dan otonomi daerah ini mengatakan, Kepulauan Maluku mendapat perhatian pemerintah dalam desain perencanaan pengembangan wilayah secara nasional tahun 2015-2019. Dalam desain yang dirumuskan Bappenas, tema besar Kepulauan Maluku diarahkan sebagai lumbung ikan nasional dan produsen makanan laut, industri berbasis komoditas perikanan, industri pengolahan berbasis nikel dan tembaga, serta pariwisata bahari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, langkah pemerintah untuk atasi kesenjangan antar wilayah dan antar pulau dengan program-program pembangunan daerah tertinggal dan perdesaan. Pemerintah target untuk mengentaskan 11 Kabupaten tertinggal, menurunnya angka kemiskinan di daerah tertinggal Kepulauan Maluku menjadi 14,31 persen dan meningkatnya IPM sebesar 71,90," paparnya.
Di Provinsi Maluku Utara dan Maluku, lanjut Velix, dikembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai, rencana KEK di Provinsi Maluku dan Kawasan Industri Buli dengan komoditas nikel dan pusat pengolahan perikanan dan perkebunan seperti cengkeh, pala dan kelapa. Untuk kawasan strategis ini, pemerintah menganggap infrastruktur dasar menjadi kunci ekonomi.
"Karena itu, didorong pengembangan dan rehabilitasi Bandar Udara Morotai, Bandar Udara di Tual, dan Bandar Udara Sultan Babullah di Ternate. Juga dikembangkan Pelabuhan Sofifi-Kaiyasa, pembangunan pelabuhan dan akses jalan di Kawasan Industri Buli di Kabupaten Halmahera Timur, serta pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Ambon maupun sejumlah dermaga yang tersebar di Maluku dan Maluku Utara," jelasnya.
Dengan situasi wilayah Kepulauan Maluku yang khas kepulauan dan lautan, regulasi insentif fiskal yang sesuai dengan karakteristik wilayah dan kompetitif akan diberikan pemerintah guna roda ekonomi kawasan strategis bergerak. Kepulauan Maluku juga terkenal dengan potensi wisata bahari. Industri wisata tumbuh di Kepulauan Maluku dimana wisatawan yang datang pada tahun 2011 sebanyak 16.004 wisatawan dan meningkat menjadi 52.360 wisatawan di tahun 2013.
"Potensi ini akan menjadi perhatian serius dari pemerintah dalam pengembangan wisata bahari di Kepulauan Maluku," tutup Velix Wanggai.
Untuk diketahui, Kamis (7/5), di Ambon, Presiden Jokowi menghadiri βperesmian pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) dan Grand Launching Mangente Ambon Tahun 2015.
Jokowi juga membagikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada beberapa perwakilan masyarakat Ambon.
Dari Ambon, Presiden Jokowi bertolak menuju Pulau Buru untuk melakukan Pencanangan Penanaman 100 Hektar Padi dan Peresmian Bendungan Way Leman. Sebagaimana di Ambon, Presiden juga menyerahkan KKS, KIS, dan KIP kepada perwakilan masyarakat di Pulau Buru.
Usai kunjungan ke Maluku, Presiden Jokowi beserta rombongan melanjutkan kunjungan ke Maluku Utara, pada Jumat (8/5), untuk melakukan pencanangan pembangunan Kota Baru untuk ibukota Provinsi Maluku Utara dan peresmian proyek infrastruktur.
(mpr/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini