Dalam penjelasan terbuka soal sabdanya, Sultan Hamengkubuwono X menjawab pertanyaan tentang proses datangnya wahyu hingga turunnya sabda raja. Sultan mengaku mendapatkan sabda dari wahyu Illahi, Sultan tak punya guru spiritual maupun dukun.
"Saya punya tempat sendiri di keraton. Saya tidak punya guru, tidak punya dukun. Juru kunci ada," kata Sultan dalam konferensi pers di pendopo rumah GKR Mangkubumi di lingkungan Keraton Yogyakarta, Jumat (8/5/2015).
Sultan mengaku mendapatkan wahyu begitu mendadak. Karena sudah mendapatkan wahyu, Sultan tak menunda untuk mengeluarkan sabdanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya istri saya bangun jam lima pagi untuk dandan, kan begitu," kata Sultan yang mengenakan kemeja batik ini.
Namun ada beberapa kebetulan saat wahyu tersebut turun. Hingga Sultan bersabda pada 30 April 2015.
"Karena saya sendiri juga tidak tahu misalnya saya tanggal 30 April itu Kamis Wage begitu terjadi GKR Mangkubumi jatuhnya Selasa Wage kebetulan pas weton saya, kan saya juga nggak tahu," kata Sultan.
"Tapi terus terang saya dengan situasi seperti ini sangat prihatin sehingga ya bisa dikatakan saya tiap malam di kamar saja karena saya tidak ingin peristiwa yang seharusnya menjadi berkah untuk menatap masa depan karena kita memasuki zaman baru bersatunya Mataram lama dan Mataram baru dengan sudah rampungnya perjanjian itu mestinya jadi kekuatan memasuki era baru bukan malah sebaliknya," pungkasnya.
(van/nrl)