"Saya seorang pengendara motor, sama seperti almarhumah Leny Perangin-angin. Saya dulu sempat berpikir ingin menggunakan angkutan umum seperti Kopaja AC untuk saya berangkat ke kantor. Tapi sekarang saya malah takut, apalagi kalau di jalan sering kali melihat Kopaja AC memaksakan jalannya hanya untuk dia seorang," kata Monica dalam email yang dikirimkan ke redaksi@detik.com, Jumat (8/5/2015).
Monica memiliki pengalaman saat dirinya membawa motor dan sampai ke perempatan lampu merah Bungur, Gunung Sahari. Lampu menyala merah, dan Monica menghentikan motornya. Di belakang motor Monica, ada Kopaja AC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perilaku kenek dan sopir Kopaja AC itu dinilainya membahayakan keselamatan pengendara lain dan membuat para pengguna jalan lain merasa tidak nyaman. Monica juga pernah tiba-tiba dipotong jalannya oleh Kopaja AC.
"Ada kala juga, mereka dari lajur kanan, tiba tiba banting setir ke kiri dan berhenti tiba-tiba untuk menaikturunkan penumpang. Untung saja hanya kami pengendara mengetahui bahwa bus ini akan rem mendadak. Jika tidak maka akan tejadi kecelakaan beruntun," jelas dia.
Monica menyarankan agar sopir dan kenek diganti dengan yang lebih profesional. "Karena kalau mereka yang seperti itu, akan membuat kemacetan di Jakarta, bukannya mengurangi," tuturnya.
(nwk/nrl)