"Waktu eksekusi mati pertama, suasana rumah sepi. Saya perhatikan nggak ada orang, nggak ada keluar masuk, biasanya kan ada kelihatan," ujar Madinah (33) kepada detikcom, Jumat (8/5/2015). Madinah merupakan petugas keamanan yang bertugas di depan samping kiri TKP penggerebekan WN Tiongkok yang tepatnya berlokasi di Jl Kenanga No 44 RT 07/02 Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jaksel, ini.
Menurut dia, para penghuni baru terlihat kembali beraktivitas beberapa minggu setelahnya. β"Dua atau tiga minggu setelah eksekusi baru (WN Tiongkok) ada lagi, hampir sebulanlah kosong, nggak ada aktivitas keluar masuk," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Madinah, pria yang telah 8 tahun bekerja sebagai satpam itu, juga mengaku sempat menaruh curiga terhadap aktivitas di dalam rumah. "Kalau curiga sih sudah lama, soalnya dikasih kamera CCTV dan menara kan itu bukan kantor juga," pungkasnya.
33 WN Tiongkok diamankan petugas Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya saat penggerebekan. Rumah mewah tersebut disewa senilai Rp 300 juta per tahun.
β
Rumah dua lantai bercat putih memiliki sebuah kolam renang kecil terbuka yang terdapat di bagian belakang rumah. Di setiap kamar dan ruangan tengah, terdapat air conditioner (AC). Di rumah tersebut, mereka diduga melakukan kejahatan penipuan kartu kredit terhadap para WN Tiongkok yang berada di negaranya. Di lantai bawah, dijadikan mereka sebagai ruang kerja.
(aan/nrl)