Kemenhut Intai Peredaran Satwa Langka di Pasar-pasar

Menyelamatkan Si Jambul Kuning

Kemenhut Intai Peredaran Satwa Langka di Pasar-pasar

Moksa Hutasoit - detikNews
Jumat, 08 Mei 2015 06:00 WIB
Getty Images
Jakarta - Meski populasinya sudah mencapai tahap kritis, masih juga banyak satwa langka yang diperjualbelikan secara sembunyi-sembunyi di sejumlah pasar hewan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan terus mengintai transaksi perdagangan ilegal ini.

"โ€ŽSekarang jaringan LSM dan mitra polhut sedang melakukan pengintaian peredaran satwa-satwa tersebut di Jakarta," kata Menteri Siti Nurbaya kepada detikcom, Jumat (8/5/2015). Yang disasar adalah pasar-pasar hingga rumah-rumah yang dijadikan 'gudang' pengumpul satwa langka.

Selain di pasar-pasar, tidak jarang perdagangan ini melakukan transaksinya di rumah-rumah. Jika pun di pasar, para satwa langka ini tidak bakal dipajang seperti hewan lainnya. Sang penjual seakan menginterogasi dulu calon pembelinya, meyakinkan bukan petugas yang menyamar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti hasil penelusuran detikcom di salah satu pasar burung di Jakarta Timur. Awalnya, di sepanjang trotoar pasar, hanya terlihat burung hantu, dan burung-burung lainnya. Namun begitu masuk ke dalam pasar, hewan-hewan langka mulai ditawarkan.

"Nyari apaan bos?" tanya seorang pria yang berdagang di lokasi tersebut.

Saat dijawab sedang mencari kakatua jambul kuning, si pedagang awalnya mengatakan tidak ada. Namun begitu dijelaskan pembelian ini serius, dia mulai mau menawarkan burung tersebut.

"Bos, itu serius nggak kakatuanya, kalau serius ini saya ada barangnya?" ucap pedagang tersebut.

Kemudian pedagang berkaos garis-garis tersebut mengajak detikcom ke dalam gang yang letaknya tak jauh dari kios. Namun sebelum masuk ke dalam, dia meminta detikcom untuk menanggalkan alat komunikasi dan dilarang mengambil gambar apa pun.

Di dalam rumah tersebut, ada kandang-kandang besi yang berisi hewan langka. Mulai dari bayi siamang, kukang, berang-berang. Ada juga elang bondol, burung macau dan yang paling dicari: kakatua jambul kuning.

Kakatua jambul kuning tersebut sudah terlihat memelas. Sesekali dia juga mengucapkan kata yang sudah diajarkan oleh si pedagang. Harga yang ditawarkan adalah Rp 4,5 juta.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Bambang Dahono Adji sendiri mengamini pernyataan Siti yang akan rutin merazia pasar burung. Operasi biasanya digelar dengan sistem intelijen dulu.

"Jika benar, baru operasi terbuka tangkap tangan," kata Bambang dihubungi terpisah.

Meski geram dengan perdagangan ini, namun Bambang menerangkan maraknya penyeludupan satwa langka karena tingginya juga permintaan. Makanya jika ada yang tertangkap, pihaknya tidak ingin hanya untuk menyelamatkan satwa tersebut.

"Tapi juga mengungkap bagaimana jaringan ini terjadi," tandasnya.

(mok/rna)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads