Menelusuri Lorong Gelap Perdagangan Kakatua Jambul Kuning di Jakarta

Menyelamatkan Si Jambul Kuning

Menelusuri Lorong Gelap Perdagangan Kakatua Jambul Kuning di Jakarta

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Kamis, 07 Mei 2015 16:59 WIB
foto: Suryanto/Anadolu Agency/Getty Images
Jakarta - Polisi di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jatim, mengungkapkan tujuan akhir para penyelundup burung kakatua kecil jambul kuning yang dimasukkan ke dalam botol air mineral adalah Jakarta. Lalu, bagaimanakah penjualan burung langka itu di ibu kota?

detikcom menelusuri penjualan gelap burung itu di dua pasar burung di Jakarta Timur, Kamis (7/5/2015). Khusus di pasar pertama, tidak ditemukan burung kakatua kecil jambul kuning, atau setidaknya tidak ada pedagang yang mau menunjukkannya secara terbuka.

Di pasar pertama, hanya ada kios yang berbentuk rumah menjual burung macau merah dengan kaki dirantai, β€Želang bondol dan merak di dalam kandang besi bertingkat. Lokasinya tersembunyi di bagian dalam rumah. Di bagian luar, mereka memajang burung parkit dan burung-burung lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kagak jual, itu barang susah nyari. Dia hewan langka," kata pedagang tersebut saat ditanya apakah ada kakatua jambul kuning di tokonya.

"Kagak ada, dulu ada yang jual sekarang lagi kosong. Kalau mau ini aja, macau sama-sama paruh bengkok," jawabnya sambil menawarkan harga burung tersebut Rp 10 juta dan merak Rp 7 juta.

Menurut sang pedagang, tak ada lagi jambul kuning di Pasar Pramuka sejak merebaknya kasus penyelundupan burung di dalam botol air mineral di Surabaya, Jatim. "Kagak ada bang udah susah dapatnya semenjak rame di Surabaya," imbuhnya.

Berbeda dengan suasana di pasar kedua. Di sana, masih ada pedagang yang menjual jambul kuning. Namun, semua dilakukan secara diam-diam dan sangat rahasia.

Awalnya, di sepanjang trotoar pasar, hanya terlihat burung hantu, dan burung-burung lainnya. Namun begitu masuk ke dalam pasar, hewan-hewan langka mulai ditawarkan.

"Nyari apaan bos?" tanya seorang pria yang berdagang di lokasi tersebut.

Saat dijawab sedang mencari kakatua jambul kuning, si pedagang awalnya mengatakan tidak ada. Namun begitu dijelaskan pembelian ini serius, dia mulai mau menawarkan burung tersebut.

"Bos, itu serius nggak kakak tuanya, kalau serius ini saya ada barangnya?" ucap pedagang tersebut.

Kemudian pedagang berkaos garis-garis tersebut mengajak detikcom ke dalam gang yang letaknya tak jauh dari kios. Namun sebelum masuk ke dalam, dia meminta detikcom untuk menanggalkan alat komunikasi dan dilarang mengambil gambar apa pun.

Di dalam rumah tersebut, ada kandang-kandang besi yang berisi hewan langka. Mulai dari bayi siamang, kukang, berang-berang. Ada juga elang bondol, burung macau dan yang paling dicari: kakatua jambul kuning.

"Umur setahun, udah jinak nggak bakal gigit," kata si pedagang soal kakatua tersebut.

Kakatua jambul kuning tersebut sudah terlihat memelas. Sesekali dia juga mengucapkan kata yang sudah diajarkan oleh si pedagang. Harga yang ditawarkan adalah Rp 4,5 juta.

Dengan temuan ini, maka memang praktik perdagangan kakatua jambul kuning di Jakarta memang ada. Kini, tinggal tugas aparat untuk menertibkannya dan membuat hewan langka kembali terbang ke alamnya.

(edo/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads