Kisah Punahnya Kakatua Jambul Kuning 'Abbotti' di Masalembu Akibat Perburuan

Menyelamatkan Si Jambul Kuning

Kisah Punahnya Kakatua Jambul Kuning 'Abbotti' di Masalembu Akibat Perburuan

Rachmadin Ismail - detikNews
Kamis, 07 Mei 2015 13:14 WIB
dok: Konservasi Kakatua Indonesia
Jakarta -

Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menjadi habitat bagi burung kakatua kecil jambul kuning sub spesies abbotti. Dulu, ada banyak sekali kakatua di sana. Namun seiring dengan maraknya perburuan, burung-burung cantik itu kini punah dan hanya tersisa 20 ekor saja.

Masalembu terletak di tengah Laut Jawa. Dari segi jarak, sebetulnya lebih dekat dari Kalimantan Selatan untuk menjangkaunya. Bila berangkat dari Madura, butuh waktu sekitar 13 jam menggunakan kapal perintis, sementara dari Kalimantan hanya butuh waktu 8 jam menggunakan kapal nelayan.

Pada tahun 1907, ada penelitian di pulau tersebut terkait keberadaan kakatua jambul kuning abbotti. Jenis kakatua di pulau tersebut sengaja diberikan sub spesies sendiri, karena memiliki ciri khas berbeda dibandingkan kakatua kecil jambul kuning lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk kakatua kecil jambu kuning sub spesies abbotti, hanya bisa dijumpai di pulau itu. Walau sama-sama kakatua kecil jambul kuning, beda dengan yang lain. Bedanya, sub spesies abbotti ukurannya lebih besar yakni 38-40 cm. Kalau lainnya hanya 33 cm," kata peneliti kakatua dari Konservasi Kakatua Indonesia, Dudi Nandika, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (7/5/2015).

"Ciri khas lainnya si kakatua jambul kuning abbotti ini punya warna kuning di bagian pipi dan penutup telinga. Warnanya samar sekali, nggak kelihatan dari jauh," terangnya.

Dudi pernah melakukan sejumlah penelitian di Masalembu. Dia juga menulis buku Buku Kakatua Langka Abbotti dan Kepulauan Masalembu bersama peneliti lain dari Indonesian Parrot Project.

Menurut Dudi, pada penelitian tahun 1907, jumlah burung kakatua jambul kuning di Masalembu masih banyak. Bahkan jumlahnya sampai ribuan. Setelah itu, ada survei lanjutan pada tahun 1995 dari Burung Indonesia dan tahun 1999. Populasinya kala itu ditemukan hanya tersisa 5 ekor!

Pada tahun 2008, tim KKI melakukan penelitian di Kepulauan Masalembu. Hasilnya, ada sisa 8 ekor kakatua abbotti. Lalu dilakukan lagi penelitian pada tahun 2014. Jumlahnya kini semakin bertambah jadi 20-an ekor.

"Setelah tahun 2008, kita coba sosialisasi di sana, sama masyarakat supaya nggak ditangkep lagi burungnya. Ada penyuluhan ke pemerintah setempat. Alhamdulillah 2014 sudah meningkat populasinya," cerita Dudi.

Menurut Dudi, 20 ekor burung itu ada di pulau Masakambing. Tak ada lagi burung kakatua tersisa di pulau lainnya. Sekadar informasi, kepulauan Masalembu terdiri dari tiga pulau, yakni pulau Masalembu, Masakambing dan Keramian. Di Pulau Masalembu sebagai wilayah kecamatan terdiri dari dua desa.

"Tidak ada lagi burung di Masalembu. Sudah punah. Burung-burung yang tersisa kini tinggal di Masakambing. Luasnya 500 hektar," ungkapnya.

Berdasarkan cerita penduduk sekitar, punahnya kakatua abbotti di pulau Masalembu karena perburuan liar. Dulu, ada proyek pengeboran minyak di sana, sehingga para karyawannya kerap menjadikan burung kakatua sebagai suvenir. Aparat yang berdinas juga tak jarang menangkap burung-burung tersebut. Bahkan ada sindikat penangkap burung yang datang dari Sumbawa sengaja untuk mencari burung cantik tersebut.

"Itu yang menyebabkan kepunahan. Sekarang warga setempat sudah kita sosialisasikan dan berikan kesadaran. Semoga jumlahnya tidak lagi berkurang," tambah pria yang aktif mengurusi kakatua sejak tahun 2006 ini.
Β 
Kakatua jambul kuning adalah hewan khas asal Indonesia. Populasinya diprediksi tak lebih dari 7.000 ekor. Ada dua jenis kakatua jambul kuning, yakni yang besar dan kecil.

Perburuan besar-besaran terhadap burung tersebut membuatnya kini semakin langka bahkan cenderung mendekati kepunahan. Kasus terakhir, terkuaknya penyelundupan 21 ekor burung tersebut di Surabaya yang dimasukkan ke dalam botol air mineral.

(mad/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads