Pengalaman ini dialami detikcom saat menjajal AirAsiaX tepat pergantian hari Selasa ke Rabu (5-6/5/2015) kemarin. Kelas bisnis ini menjadi pilihan bagi traveler yang ingin lebih nyaman berwisata tapi kantong tetap terkontrol.
"Jika dibandingkan dengan business class maskapai lain, premium seat kita lebih murah 30 persen hingga 40 persen," kata CEO PT Indonesia AirAsia Ekstra Dendy Kurniawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airbus A330-300 yang dijajal ini merupakan tambahan frekuensi penerbangan AirAsia X Bali-Melbourne dari 2 kali menjadi 5 kali seminggu sejak 1 April 2015 lalu. Penambahan penerbangan ini berlaku mulai 1 April 2015. Keberangkatan dari Bali ke Melbourne menjadi pada hari Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Sekali terbang, burung besi ini menyediakan 377 kursi pernumpang terdiri dari 12 kursi flatbed di kelas bisnis dan 365 kursi kelas ekonomi. Peningkatan frekuensi penerbangan tersebut guna mengakomodir tingginya permintaan perjalanan wisata antara Bali dan Melbourne.
"Kami sangat senang dapat meningkatkan frekuensi penerbangan antara Bali dan Melbourne. Kebijakan ini kami yakini juga akan memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Australia serta meningkatkan kontribusi terhadap sektor pariwisata serta pertumbuhan ekonomi antara kedua negara," ujar Dendy.
Penambaham frekuensi ini pasca AirAsia X melakukan terbang perdana pada Maret 2015 dan hanya dalam waktu 1 bulan permintaan meningkat signifikan sehingga diputuskan mulai 1 April 2015 Indonesia AirAsia X melayani lima kali penerbangan per minggu dari sebelumnya dua kali.
Penerbangan dari Bali pada hari selasa dan Sabtu Bali-Melbourne berangkat pukul 08.55 Wita, tiba pukul 17.15 di Melbourne. Adapun untuk penerbangan untuk hari Rabu, Jumat dan Minggu Bali-Melbourne berangkat pukul 00.05 Wita, tiba pukul 08.25 di Melbourne.
Sedangkan dari Melbourne ke Denpasar untuk hari Selasa dan Sabtu berangkat pukul 18.30 dan tiba di I Gusti Ngurah Rai pukul 22.40 Wita. Adapun sisanya, berangjat dari Melbourne pada pukul 09.40 dan sampai pukul 13.50 Wita.
Tepat pukul 08.50 waktu setempat, AirAsiaX yang kami coba tiba di bandara Melbourne. Disambut suhu udara 9 derajat Celcius, penumpang yang umumnya warga Aussie yang baru berlibur dari Bali ini, bergegas meninggalkan pesawat. Adapun kami langsung menuju Tune Hotels, sebuah hotel low budget dengan ciri khas sendiri dan unik.
Di hotel yang berjarak sepelemparan batu dari Queen Victoria Market itu, tamu bisa memilih apa saja yang dibutuhkan dan apa yang tidak. Jika sudah membawa handuk, hotel bisa tidak memberikan handuk dengan kompensasi menekan budget hotel. Atau yang sudah membawa peralatan mandi sendiri, tamu bisa tidak memasukkan peralatan mandi sebagai bagian dari service room. Apa timbal baliknya? Lagi-lagi traveler diberikan reward yaitu biaya menginap bisa ditekan. Hal ini juga diberikan untuk fasilitas lain yang telah ditentukan dan bisa dipilih traveler dan semuanya dilihat di website Tune Hotels.
Lantas bagaimana kamarnya? Eits, jangan buru-buru sinis. Meski tidak terlalu besar, tetapi nyaman dan bersih. Belum lagi air hangat serta air dinginnya yang bisa menghilangkan rasa lelah setelah seharian berjalan. Televisi, internet, brankas hingga pengering rambut juga disediakan Tune Hotels untuk tetap memberikan kenyamanan bagi para pelancong dari seluruh penjuru dunia.
Dua pilihan di atas, yaitu penerbangan murah dan hotel nyaman berkelas, bisa jadi pilihan bagi para flashpacker yang lagi trend belakangan ini. Di mana flaspacker mencari pengalaman wisata dengan tetap menomorsatukan kenyamanan tapi tetap membuat prioritas dalam menenentukan budget liburan.
(asp/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini