Bertempat tinggal di Gang EE Rt 04/12 Kelurahan Pisangan Baru, Matraman, Yusuf tinggal layaknya tempat kandang binatang. Ia pun terbiasa dengan tetesan air hujan atau sengatan panas matahari yang merangsek masuk ke rumahnya.
Aroma tak sedap menyergap hidung. Sebagian tubuh Yusuf sendiri mengalami lumpuh, alhasil makan, tidur hingga buang air besar pun dilakukan di atas tempat tidurnya. Rumah berukuran mungil itu memiliki kamar mandi di dalam, namun tidak memiliki sumur mata air. Alhasil untuk mandi keluarga Yusuf harus meminta air dari tetangganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk makan sehari-hari terkadang Neneng dan Yusuf mendapatkan bantuan dari para tetangganya. Tak ayal aksi gali tutup lubang satu-satunya cara untuk dapat hidup di bawah garis kemisikinan.
"Kalau udah gajian baru dibayar semua. Harapannya satu pingin bapak bisa sehat, selama ini emang biaya ke dokter gratis untuk sekolah anak saya juga gratis tapi kan kita harus ngeluarin uang juga buat transport ke dokter," paparnya.
Yusuf sendiri terkadang menginginkan ada uluran tangan dari pemerintah. Bukan kemauan dirinya, akan tetapi kondisi keadaan hidup memaksakan menadah uluran bantuan.
"Siapa yang mau hidup seperti ini, tapi ini sudah menjadi garis hidup. Kita hanya hidup sementara di dunia ini," papar Yusuf sembari meneteskan air mata.
Satu hal yang menjadi keinginan Yusuf. Ia berharap pemerintah dapat bantuan renovasi tempat tinggalnya menjadi lebih layak.
"Kalau harus diminta pindah ke rusun saya mau banget, yang penting anak dan cucu saya bisa hidup layak tidak seperti ini," tandasnya.
(edo/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini