Ridwan dan Luna membuat 'Kudapustaka' pada awal Januari 2015 lalu. Dia memperoleh buku-buku dari sumbangan temannya, Nirwan Arsuka, dan para donatur lain. Buku-buku tersebut dikumpulkan untuk kemudian ditawarkan kepada sejumlah siswa di sekolah-sekolah dekat rumahnya setiap Selasa, Rabu, dan Kamis.
Kepada BBC Indonesia, Ridwan mengatakan dirinya tidak mencari uang dari perpustakaan keliling karena dia "mencari kepuasan batin dari hobi."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Luna tadinya kuda liar, tetapi saya jinakkan. Saya senang karena dia tidak menendang dan menggigit, makanya saya pilih dia untuk bertemu dengan anak-anak kecil. Kalau dengan Luna dijamin anak-anak aman."
Ide membuka perpustakaan keliling itu datang dari kawannya, sesama pecinta kuda. "Dia bilang, 'bagaimana sih hobi kita bisa bermanfaat untuk masyarakat umum?' Wah, saya bilang itu ide bagus tapi saya juga tidak tahu bagaimana," cerita Ridwan.
"Lalu, kawan saya Nirwan Arsuka punya ide menciptakan perpustakaan keliling. Saya langsung setuju. Buku-buku dikirim dari dia," sambungnya.
Ditemani anak perempuannya, Indriani Fatmawati, dan kuda bernama Luna, Ridwan berkeliling. Hari itu, Selasa (5/5) salah satu tujuannya adalah sekolah dasar Islam Miftahul Hudadi di Desa Serang.
Di SD Miftahul Huda ini para siswa sibuk melihat buku-buku yang menarik perhatian mereka, termasuk beberapa majalah dan buku cerita anak. Buku apa yang paling banyak dipinjam? "Buku cerita anak dan komik seperti Kung Fu Boy dan Naruto," kata Ridwan.
Bagaimana antusiasme anak-anak? "Yang saya lihat, (anak-anak) lebih senang karena ada kudanya," lanjut Ridwan.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan BBC, Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Penerbitan Indonesia (IKAPI), Setia Dharma Madjid, mengatakan minat baca sebetulnya naik di kalangan pedesaan tinggi, namun daya beli menjadi hambatan besar. Ridwan saat ini merawat tiga kuda, tetapi bukan miliknya.
Apa sudah izin ke pemilik kuda kalau Luna dipakai keliling? "Belum pernah izin," kata Ridwan sambil tertawa. "Lagian yang punya kuda sudah lama tidak nengok kuda-kudanya. Saya miris juga."
Ridwan, yangi memiliki tiga anak, berharap "Kudapustaka" nantinya bisa memiliki kuda sendiri untuk berkeliling. Dia juga berangan-angan memiliki koleksi buku yang terus bertambah dan punya bangunan perpustakaan kecil di depan rumahnya.
(mad/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini